Sabtu, 31 Desember 2016

Eksistensi

Posted by cuap-cuap ratih on 21.43 with No comments
Sudah mau sebulan libur menulis status di facebook dan memang mau di tuntaskan sampai benar-benar satu bulan atau mungkin lebih. Tidak masalah, bebas sajakan?

Tidak ada alasan yang berarti, hanya saja merasa sudah pada puncaknya, tanpa sadar saya ini tipe yang baper. Alhamdulillah ternyata saya masih memakai perasaan saya sebagai perempuan. Disaat hati saya terusik masih bisa merasakan senang, kesal, sedih meski tidak jarang merasa tidak berdaya atas apa yang saya rasa karena tidak memahami apa yang sebenarnya dirasa.

Rasa ini telah lama sering di kesampingkan karena keadaan. Menjadi pribadi yang tangguh dan perkasa. Bila bersedih pantang untuk menangis, bila marah harus cepat dipadamkan, bila bahagia hanya dapat dirasakan sekejap saja.
Maka dari itu saya 'keep silence' atas ketidakberdayaan ini. Saya tidak memberikan kebaikan dari itu lebih baik diam saja. Berujung pada pengharapan ada tangan yang terjulur untuk sekedar menggenggam jemari yang terkulai lemas ini. Menghangatkan hati yang mulai membeku. Akan ada sapaan 'apa kabar?' Memberi cahaya mentari di tempat gelap ini.

Ternyata hal itu tidak terjadi. Baru menyadari ternyata tulisan itulah eksistensi diri. Tanpanya tidak ada yang merasakan kehilangan, tidak ada yang kurang, bahkan hanya untuk sekedar diingat. Dan tanpa tulisan hilanglah diri ini.

Tidak ada sejarah yang dicatat walaupun hanya berupa rasa sedih atau bahagia. Tulisan yang berupa status itu menceritakan kejadian yang terjadi didunia nyata, perasaan yang sedang dirasa, pikiran yang sedang tercipta dalam otak manusia, pujian, guyonan, hujatan, sindiran, atau mungkin hinaan.

Apapun itu tulisan menorehkan peristiwa yang bisa diambil manfaatnya, menjadi pelajaran bagi hal yang buruk dan dapat bertindak lebih baik lagi. Itulah hidup, pelajaran untuk saling memberi dan menerima tanpa menghakimi. Pada akhirnya kembali menulis di blog, inilah eksistensi.



Selasa, 06 Desember 2016

Adilkah?

Posted by cuap-cuap ratih on 20.04 with No comments
Sudahkah ada keadilan di Indonesia? Kalau iya berarti pak Ahok sudah ada dipenjara. Nyatanya belum, saya harus bertindak adil yang bagaimana?

Dia yang menyudutkan dengan pemberitaan bohong, saya dibilang ujub dan riya setelah memberitakan kebenaran..

Dia yang suka mencari-cari kesalahan, saya dibilang suka cari pembenaran..

Dia yang menuduh perbuatan makar, saya dibilang garis keras dan preman pasar..

Dia yang menebar perpecahan, saya yang berkumpul bersama saudara dibilang tidak nkri..

Cukup sudah!!

Islam itu membuat hatimu bergetarkan? Tapi itu mungkin getaran yang berbeda.
getaran apa itu? Cintakah? Takutkah? Sedihkah? Bahagiakah?

#adil itu proporsional bukan sama rata.
#dibilang menyakiti saudara yang membela penista agama? Mmm...
#mau dinilai apa terserah deh.
#disini saya berdiri.


Minggu, 04 Desember 2016

Posted by cuap-cuap ratih on 10.46 with No comments
Beneran deh.. yang dituntut itu memenjarakan penista agama saya. Bukan yang lain. Karena saya tidak rela Al quran dikatakan telah menjadi alat untuk membohongi  saya apalagi umat.

Begitu yakinnya saya atas kebenaran Al quran. Juga ratusan juta orang Indonesia, dan milyaran orang sedunia. Dan ternyata menurut kamu saya dibohongi? Haruskah saya percaya kamu?

Saya ini mungkin orang bodoh yang mudah tertipu dengan kata manis orang lain. Yang membuat saya rugi berulang kali, tapi saya masih bisa memaafkan dan merelakan. Materi bisa dicari lagi toh tidak akan saya bawa mati.

Harga diri, saya pun tidak ambil pusing. Saya manusia yang banyak salah dan bila saya salah, saya akan minta maaf, makanya harus terus belajar untuk memperbaiki diri. Semakin saya tahu, saya bertambah malu karena ternyata diri saya tidak banyak tahu.

Tapi menghina Al Quran sama saja menghina FirmanNya, juga menghina Tuhan yang saya akui ke-Esaannya. Saya apa? bukanlah siapa-siapa tanpa Tuhan saya. Kalau kata Tuhan,"kamu mati". Bisa lari kemana saya? Akankah saya masih hidup?

Katanya negara saya negara hukum, negara yang menjunjung demokrasi. Saya sebagai warga negara diperlakukan tidak adil. Mengapa menghina kitab agama saya? Kamu tidak percaya, bukanlah masalah saya.

Kamu boleh pintar, boleh keren, boleh tegas, boleh baik hati.. katanya walau kenyataan sering bicara kasar. Mikir nih.. memang tidak bisa berbicara yang baik? Bukan bertambah hormat hanya menambah miris didada. Bicara tegas bukan berarti bicara kasar.

Tahu tidak? kata-kata negatif dan kasar bisa memutuskan syaraf-syaraf di otak. Membekas seperti lubang dalam hati. Dan tidak akan mudah hilang.

Mengapa menghina?
Kalau kamu memang merasa bersalah, katakan,"maaf saya telah melampaui batas dan bila dipenjara adalah konsekuensi sesuai dengan hukum negara kita atas perbuatan yang telah saya lakukan, saya akan menerimanya."

Ah, lega hati saya. Bisakah kamu seperti itu?

#yakin bahwa akan ada pemimpin yang lebih baik ucapan dan kerjanya, perlu diberi kesempatan, sama dengan yang sebelumnya.
#sudah habiskah stock pemimpin di negri ini?

Sabtu, 26 November 2016

Siapa yang butuh ditolong?

Posted by cuap-cuap ratih on 20.11 with No comments
Sekarang sudah hari sabtu, lihat di youtube hari jumat kemarin Israel masih belum berhasil memadamkan api bahkan setelah Negara-negara tetangga juga turut membantu untuk memadamkannya. Dan dirasa tidak akan padam hanya dengan satu hari berlalu. Kebakaran hebat melanda Israel sehari setelah ada pelarangan azan dengan pengeras suara di masjid-masjid.

Hutan Kalimantan juga bisa membara karena sebab pembakaran hutan yang disengaja, sengaja dibakar loh!  Tapi menurut berita yang beredar api yang membakar Israel berasal dari punting rokok yang masih menyala dipinggir jalan. Whaatt? mungkinkah? Mungkin juga sih kalau putung rokoknya jatuh di tank minyak pom bensin, bukan dipinggir jalan.

Ya Allah kalau itu azab-Mu betapa dasyatnya!.  Di katakan bahwa api di dunia itu sepertujuhpuluh api neraka.  Tak bisakah melihat itu sebagai peringatan? Yang membuat lebih bermuhasabah dengan apa yang sudah dilakukan. Seperti bicara pada udara ini mah. Mereka tidak akan mendengarnya dan tidak akan mengerti. Biarlah.. itu urusan Israel, bisa memetik hikmahnya atau tidak.

Yang dilakukan oleh saudara-saudara muslim palestina, mereka mengumandangkan adzan dari atas atap-atap rumah mereka bersama-sama. Dan Allah mendengarnya..  Allah mendengarnya.. Allah mendengarnya!.. maka Allah kirimkan pasukannya menghanguskan Israel. Itu yang saya yakini.

Siapa yang butuh ditolong? Allah? Pasti kamu bercanda! Apa sih yang kita, manusia punya? Lahir saja tidak ada sehelai benangpun dan saat mati juga hanya dibungkus kain putih.

Kita itu hanya ingin diingat Allah bahwa kita itu hambanya yang patuh, yang membelaNya saat yang lain menghinaNya dengan malaikat-malaikat yang diutusNya, kitab yang berarti FirmanNya, Nabi pilihanNya, Hari akhir yang sudah ditetapkanNya dan Takdir-takdirNya. Yang berusaha menjadi umat terbaikNya. Mengerjakan perintah dan menjauhkan diri dari laranganNya. Gitu aja.


#Kalau merasa agamanya belum baik, yuk belajar lagi. Biar jadi umat terbaik.
#Bukan berarti udah baik loh.. tapi sadar saya yang butuh ditolong, karena saya hanyalah hamba.
#Bela aksi super damai. Semangattt hihihi

sumber gambar:http://sidomi.com/490937/


Kamis, 24 November 2016

Bukan Airmata untukmu

Posted by cuap-cuap ratih on 19.40 with No comments
Aku hanya akan mengingat senyummu.
Jangan beri aku airmata.
Aku tidak suka bersedih.

Sudah kukatakan terserah bagaimana akhir cerita itu. Tapi ternyata kau membuatnya menggantung dan tidak terselesaikan.

Terlebih bukan karena aku perduli akan dirimu. Bukan ceritamu yang membebaniku ternyata ceritaku sendiri yang belum aku tulis.

Penyesalan terdalamku adalah  belum memperlihatkannya padamu. Aku telah dikalahkan oleh waktu. Kau pergi meninggalkanku.

Kamis, 10 November 2016

Toleransi

Posted by cuap-cuap ratih on 05.04 with No comments
Di komplek rumah, punya tetangga yang pagarnya dibuat maju beberapa senti
lalu kalau buka pintu pagar itu selebar-lebarnya nutupin garasi rumah emak atau lupa nutup kali ya?! Bersangka baik ajalah yaa..

Alhasil emak susah mau masuk, minimal kudu turun dari kendaraan trus nutupin kembali pintu pagar itu balik ke tempat semula. Baru emak bisa masuk ke garasi.

Seandainya my tetangga itu memposisikan dirinya sebagai emak dia keberatan ga ya? Nutupin pintu pager sebelah dulu trus baru bukan pintu pager sendiri.

Kadang itu sangat mengganggu apalagi kalau lagi mengejar waktu. Kasian amat ya waktu dikejar mulu.

Jadi ngomongin toleransi, ni gara-gara baca headline berita di internet seseorang mempertanyakan "kenapa Pak Ahok tidak boleh menjadi Gubernur, apa karena dia matanya sipit, agamanya non muslim, apakah itu Indonesia?"

Lucu! bagi emak kelihatannya orang yang bertanya ini seperti sedang merajuk.  Hihihi..

Pingin jawabin gini "saya orang Indonesia, namun agama saya menyuruh untuk memilih pemimpin yang seiman, ga ada urusannya mau mata sipit, mata belok, mau kulit putih, kuning, coklat, hitam. Apakah ini membuat saya bukan Indonesia?"

Dan kalau nih mayoritas penduduk jakarta itu sama agamanya dengan saya, trus perintah agamanya kan sama, untuk mengangkat pemimpin yang seagama, apakah mau dipaksakan yang pada kenyataannya Pa Ahok memang tidak seiman.

Jangan karena toleransi, lalu melanggar apa yang diperintahkan agama. Itu namanya kebablasan. Apakah agama hanya tulisan di KTP? Entahlah..

Yang tidak bisa difahami adalah mengapa dengan saudaranya sendiri juga tidak bertoleransi dengan memahami apa yang mereka yakini.

Pa Ahok saudaramu, kami juga saudaramu kan sama-sama orang Indonesia maksudnya. Keyakinan kami bukanlah hal yang melanggar hukum negara? Ya kan?

Lalu kenapa kami harus dipaksakan menerima Pa Ahok untuk memimpin? Pa Ahoknya aja ga maksa... katanyaaa. Deee boleh nye sewot.

Tambah lagi dia sudah menistakan Al quran, masih mau pilih? Dimana hati nurani?








Senin, 03 Oktober 2016

To Remember Him

Posted by cuap-cuap ratih on 01.13 with No comments
Tubes taste is called memories, Is in the hearts. 
will remain  there, Whatever feels. 
So is the memory of a person.

Transitory nature will make people disappear from this earth,
but a sense of presence will remain in the memories attached.

Why be sad just because of the distance stretches. 
Distance which always connects the memory, makes it so valuable.

Losing would declare its existence is a valuable thing ever.
Goodness will not be disappeared in time and time made so worked up in the soul.

Jumat, 26 Agustus 2016

Kerja -kerja

Posted by cuap-cuap ratih on 15.04 with No comments
Aku mungkin salah satunya, selalu ingin semua perkerjaan dilakukan pada waktu yang sempurna dan hasil yang terbaik. Nyatanya malah terkadang menunda dan keteteran yang pada akhirnya, pekerjaan selesai tapi tidak maksimal bahkan pekerjaan tidak selesai karena waktu sudah habis, ketemu dengan deadline.

Quote yang satu ini benar-benar menampar dan semakin aku baca semakin masuk dalam pikiran.
DONE IS BETTER THAN PERFECT artinya Lebih baik “selesai” daripada (menunggu sampai) “sempurna”

Nah berasa tidak tuh, kalau buat aku berasa banget. Tugas-tugas selama ini menunggu mood atau menunggu hilang rasa malasnya menjadi mungkin untuk dikerjakan, sekarang!! Sudah tidak ada alasan yang terpenting sudah dikerjakan dan kesempurnaan itu belakangan.

Misalnya target hari ini kelar baca satu buku yang tebalnya 130an lembar maka aku akan membaca walaupun masih kepikiran belum melakukan hal yang lain, dan berusaha membacanya dengan cepat dan penuh konsentrasi biar tidak diulang-ulang membacanya. Setelah itu baru mengerjakan pekerjaan yang sudah waiting list mau aku kerjakan. Makanya aku juga harus meluangkan sedikit waktu untuk memilah pekerjaan yang sekiranya aku bisa selesaikan dengan cepat ataupun sesuai target yang aku ingin capai. Belajar mengatur diri sendiri. Kalau bukan kita siapa lagi?

Tidak mudah pada awalnya, dan sekarangpun masih sering tergoda untuk menunggu mood atau rasa malas yang membelenggu. Aku harus meruntuhkan mental blockku bila ingin berhasil. Mumpung masih semangat dan semoga terus semangat.

Terkadang mengapa aku bisa begitu menunggu mood atau malas melakukan sesuatu? Itu juga yang menjadi pertanyaan pada diriku sendiri. Setelah merenungkannya, aku menyadari diri ini kurang mendapatkan penghargaan atas usaha yang sudah aku lakukan. Mungkin juga karena aku sendiri belum melakukan sesuatu yang berefek besar. Namun penghargaan ternyata merupakan suatu kebutuhan buat aku. Diberikan dukungan dan semangat membuat aku merasa lebih berarti. Apa yang sudah aku usahakan itu ada manfaatnya. Dan hal itu membuat aku lupa dengan kemalasan dan segera bekerja.

            Dr.Adi W. Gunawan, CCH seorang pakar mind technology mengatakan ada dua hal penting  yaitu pertama, apa pun kondisi kita saat ini, pasti dipengaruhi oleh masa kecil. Kedua, apapun kondisi saat ini, bila kita sungguh-sungguh ingin berubah, tahu caranya, dan melakukan upaya gigih, kita pasti bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Aku jadi lebih tahu apa kelemahan dan masih terus menggali apa lagi yang menjadi kekuatanku. Setiap orang akan memiliki sejarah yang berbeda dan hanya dia saja yang mengetahui apa yang terjadi pada masa kecilnya dan masih membekas hingga dewasa kini. Tentunya bila hal itu baik tidak akan ada masalah, yang pasti karena hal itu menjadi sifat yang buruk maka kita harus berusaha mencari akar penyebab sifat buruk yang kita miliki. Dan berusaha mengubahnya.

Dalam rangka memberikan semangat dan dukungan untuk diriku, Aku akan berusaha lebih baik lagi, apapun tanggapan yang diberikan baik yang positif ataupun negatif. Jadi sekarang aku ingin menjadi orang yang lebih terbuka dan memiliki pikiran yang positif. Tidak lagi menuntut orang untuk menghargai dan menghormatiku, tapi dengan aku yang lebih dulu memberikan orang lain dukungan dan semangat. Dan aku percaya hal baik yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita sendiri.

         Saat ini berusaha mengatur pekerjaan jadi lebih baik lagi, berusaha menetapkan tujuan atau target, sehingga waktu pengerjaan jelas, kerja juga tidak melebar kemana-mana yang akan membuat aku jadi bosan dan akhirnya malas apalagi menuruti mood alias suasana hati jadi baik dulu baru kerja.

Di katakan “Maka bila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.” (QS. Al insyira) artinya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Betul sekali, tidak cukup rasanya sehari itu duapuluh empat jam dan bila satu pekerjaan saja tidak bisa kita selesaikan bagaimana dengan pekerjaan yang lain. Karena malas dan masih menunggu mood yang ada pekerjaan kita menumpuk dan membuat kita jadi stress.


Demikianlah semoga bertambah semangat dalam bekerja.

Rabu, 24 Agustus 2016

Full Day School?

Posted by cuap-cuap ratih on 08.22 with No comments
Seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya kegiatan membaca merupakan salah satu kendala. Bukan karena tidak bisa membaca, bukan karena harga bukunya, Bukan karena bukunya tidak menarik dan penuh manfaat, tetapi rasa malas dan mungkin karena faktor tidak biasa.

Buku adalah Jendela Dunia. Pengakuan Agus R. Sarjono sebagai penulis terkemuka di Indonesia saat kejenuhannya sebagai penjaga toko memperkenalkannya pada keisengan membaca buku membawanya berlibur ke negara-negara lain seperti afrika, ia menelusuri belantara dan hidup di desa-desa pedalaman afrika lewat novel Himunyanga-Phiri berjudul warisan, mengelilingi mesir menikmati karakter orang-orang mesir dan peradabannya dalam tulisan Naquib Mahfouz pada novel Lorong Midaq, Balkan, Yunani dan Tiongkok di tiga negara itu ia mampir sebentar dengan pengembaraannya lewat cerpen yang ditulis Marquerite Yourcenar, berhari-hari di Rusia lewat novel Perang dan Damai belajar arti Nasionalisme sebuah negara (Buku Aku bisa menulis fiksi oleh Joni Ariadinata).

Wacana Full day school menjadi pembicaraan yang pro dan kontra. Entah dengan dasar apa bapak mentri melontarkan program ini. Full day school sudah banyak di pakai oleh sekolah swasta diperkotaan. Alasan orang tua memasukkan anaknya di sekolah itu juga beragam diantaranya, selain sekolah mengajarkan akademik juga mengajarkan agama dengan porsi yang lebih banyak sehingga orang tua merasa lengkap untuk pendidikan anak mereka, ada juga yang beralasan sekalian “menitipkan anak” sehingga orang tua bisa tenang untuk pergi bekerja. Namun apakah program tersebut dapat di terapkan untuk semua sekolah terutama sekolah negri masih menjadi perdebatan.

Mengapa tidak kita mulai saja dengan program mudah dan ringan seperti membudayakan membaca. Negara-negara yang maju merupakan negara yang tingkat membacanya tinggi. Bisa dipahami dengan banyak membaca tentu akan menambah pengetahuan dan ilmu. Ada semacam kolerasi disana.

Dengan Negara kepulauan seperti Indonesia jangankan untuk full day school, pendidikan dasarpun belum tentu merata. Memperbanyak Infrastruktur sekolah dan memfasilitasi pembelajaran. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM tenaga pengajar mungkin sangat diperlukan. Meskipun belajar tidak harus di sekolah. Mendapatkan kesempatan pendidikan harus menjadi hak setiap warga negara.  Tak perlu rasanya perubahan yang kontroversial tetapi tidak menyentuh perbaikan pada pendidikan di Indonesia. Lebih baik meningkatkan qualitas yang ada tapi berdampak besar atas manfaat yang di dapat Masyarakat.

Dengan membaca tidak hanya bertambah pengetahuan dan pengalaman namun dapat membuka wawasan dan pemikiran. Mungkin dari sana akan tumbuh generasi yang lebih baik. Dapat mengembangkan Indonesia sesuai dengan karakteristik Indonesia.

Banyak Program yang bisa dilakukan. Membaca dimulai dari yang mudah dan menyenangkan, membaca komik, buku cerita, cerpen, novel. Disana juga banyak ilmu yang dapat diambil minimal ada hikmahnya. Atau ada yang membaca buku memasak, traveling, kerajinan tangan, peternakan, pertanian sebut saja semua ada. Inshaallah.


Mudahkan? Perbanyak buku dan sebarkan ke seluruh Indonesia, agar generasi kita menyukai dan mulai membaca buku.  Mulai dari diri sendiri, sudah membaca bukukah hari ini?

Sabtu, 16 Juli 2016

Ibu Tangguh

Posted by cuap-cuap ratih on 06.06 with 3 comments
Tidak banyak teman yang benar-benar saya tahu mengenai kehidupan pribadinya. Namanya juga kehidupan pribadi tidak semua juga ingin orang lain mengetahuinya. Namun pagi ini salah satu teman lama yang sampai sekarang masih suka bertukar kabar menghubungi melalui salah satu media sosial, hanya ingin menjadikan saya teman ceritanya.  Dia mengabarkan bahwa suaminya akan menikah lagi dua bulan kedepan. Dan dengan hati-hati saya bertanya apakah di poligami atau di cerai? Ternyata mereka baru saja bercerai dan surat-suratnya pun sudah dikeluarkan oleh pengadilan agama.

Mungkin perpisahan itu sesuatu yang sudah tidak bisa dihindari lagi dan dapat terjadi kepada siapapun. Kehidupan berumah tangga yang dijalani bersama terkadang tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan. Satu pihak sudah berupaya dan berusaha menyesuaikan diri namun belum tentu pihak pasangan memiliki niat dan pemikiran yang sama bukan? Dan tidak bisa dipaksakan.

Saya jadi kepikiran apa yang akan dilakukannya setelah bercerai. sudah tentu perceraian bukanlah sesuatu yang direncanakan, karena awal menikahpun niatnya adalah niat baik untuk hidup bersama berbagi kasih dan sayang.

Yang saya tahu dia seorang ibu rumah tangga yang sebagian waktunya mengurus ke empat anak yang kesemuanya perempuan dengan usia anak paling besar 13 tahun dan yang paling kecil 4 tahun. Dan ternyata kegalauan mengenai nafkahlah yang lebih mendominasi perasaan dan pikirannya saat ini. Bagaimana dengan kebutuhan anak-anak yang masih kecil-kecil, biaya sekolah dan sebagainya.

Bagi yang mengalami, untuk menghadapi perceraian saja merupakan hal yang sudah cukup berat terutama saat menjelaskannya pada anak-anak. Bahwa kehidupan pernikahan orang tuanya sudah berakhir, ayahnya akan menikah lagi dan mungkin akan sangat jarang melihat ayahnya di masa yang akan datang. Belum lagi pandangan lingkungan yang mungkin akan ada banyak gunjingan dan pembicaraan. Hidup sendiri sebagai janda membesarkan empat orang anak. Apalagi ditambah urusan nafkah ini bukan hal yang mudah. Apa boleh buat semua itu harus tetap dilalui karena bagaimanapun hidup harus move on.

Yang harus diketahui adalah ternyata tetap menjadi kewajiban ayah atau mantan suami menafkahkan anak-anaknya. Hey.. tidak ada yang namanya mantan anak, mantan ayah atau mantan ibu. Mereka dihubungkan dengan darah yang kental dan merupakan dosa bila seorang ayah menyia-nyiakan orang-orang yang wajib dia nafkahi. Nafkah yang cukup tentunya, bukan hanya memberi untuk menggugurkan kewajiban. Setiap tindakan akan dipertanggungjawabkan. Juga nafkah kepada istri dalam 3 bulan masa iddahnya. Jadi ini merupakan hal penting yang harus dibicarakan. Hak seorang wanita yang diceraikan oleh suaminya untuk memintakan kewajiban mantan suaminya itu terhadap anak-anak, bukan berarti wanita itu materialistis tapi dia realistis dan faham haknya.

           Seorang ibu rumah tangga yang tidak pernah terlibat langsung untuk mencari nafkah seperti teman saya itu tentunya bingung apa yang akan dilakukannya setelah perceraian. Peristiwa ini memberikan banyak pelajaran juga buat saya. Banyak yang harus dipikirkan oleh seorang single parent. Ada masa 3 bulan sebelum teman saya benar-benar harus mandiri secara pribadi dan ekonomi.

            Tidak ada keluarga yang menginginkan terjadinya perceraian. Namun apakah kita juga harus tetap siap dari awal pernikahan bila peristiwa itu terjadi? Itu yang ada dalam benak saya. Bukankah kita harus selalu optimis dengan kehidupan perkawinan kita agar terus terjaga hingga akhir dan dipisahkan oleh maut.

Saat berkesepakatan mengenai perceraian, mantan suami berjanji untuk terus menafkahi anak-anak. Namun apa yang akan terjadi bila ternyata janji tinggallah janji? Apa yang bisa dilakukannya kemudian? Tentu saja dia harus bekerja, tapi bagaimana dengan anak-anaknya yang masih kecil yang membutuhkan pengawasannya sedangkan dia pun tidak bisa mengandalkan keluarga besarnya seperti orang tuanya yang sudah udzur untuk membantu menjaga. Tidak memiliki sanak saudara yang bisa dimintai tolong, karena mereka juga memiliki kondisinya masing-masing. Tidak mampu membayar pengasuh yang sedangkan dia sendiri kesulitan ekonomi. Bagaimana bila hal-hal itu semua terjadi? Apa saya terlalu membayangkan hal yang buruk? well.. selalu prepared  for the worst alias kondisi yang paling pahit.

beberapa hal yang dapat diambil sebagai hikmahnya, pertama perceraian adalah masa lalu, hidup harus terus berjalan, cukup menjadikan pemicu perceraian sebagai pelajaran hingga kedepannya tidak terulang. Setelah perceraian merupakan titik kehidupan yang baru. Mungkin sebelumnya kehidupan pernikahan tidak memberikan kebahagian yang didambakan, saatnya mencari kebahagian yang baru, kehidupan pernikahan yang baru. Kenapa tidak? hak azasi manusia untuk merasa bahagia bukan?

Kedua terkait dengan anak. Mereka adalah korban, genggamlah tangan mereka jadikan mereka kekuatan dan menjadikan mereka kuat. Berdamai dengan mantan untuk urusan memberikan kasih sayang. Kewajiban orang tuanya untuk tetap menjaga dan mengasuh sehingga mereka mampu berdiri sendiri, walaupun orang tua tidak lagi bersama.

Ketiga bahwa ibu rumah tangga itu harus pintar dan tangguh dalam arti kata pintar akalnya juga pintar menata hatinya. Jadi berpendidikan tinggi itu perlu. Apalagi bila memiliki Iketrampilan yang dapat dijadikan sumber pendapatan bila memang dibutuhkan. ibu rumah tangga dapat menghadapi segala macam permasalahan. Bahwa ibu rumah tangga memiliki keyakinan dapat berdiri diatas kakinya sendiri memberikan izzah atau penghargaan untuk diri sendiri, Memberinya kekuatan untuk tetap tegar demi anak-anaknya. Berpikiran positif dan mampu bangkit dari masalah yang menerpa. Sehingga kesedihan tidak membuatnya berlarut meratapi nasib dan menyesal berkepanjangan.

Keempat, hal yang ada di benak saya ini mungkin bisa menjadi solusi, bahwa ibu rumah tangga minimal memiliki tabungan. Lebih baik lagi bila tabungannya itu adalah asset yang produktif. Tanah, bangunan atau mobil yang dapat disewakan merupakan salah satu contoh asset yang produktif. Tidak ada ruginya memiliki tabungan. Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti tidak dapat menambah penghasilan. Ibu rumah tangga mungkin "tidak bekerja" karena asetnya yang bekerja untuknya. Mungkin itulah yang harus dipersiapkan dari awal pernikahan. Sedikit ataupun banyak tabungan itu tidak ada standar khusus, yang terpenting sudah dipersiapkan. Seorang ibu minimal punya sedikit pengetahuan untuk mengelola keuangan dalam rumah tangganya.

Namun bila kondisi diatas belum dipersiapkan karena jangankan untuk memiliki tabungan, dalam kehidupan pernikahan yang lalu saja, uang yang ada selalu habis untuk segala kebutuhan. Atau mungkin inilah yang menjadi dasar perceraian maka yang perlu dilakukan adalah banyak berdoa. Selalu ada Allah yang dapat menjadi tempat bersandar. Jalan keluarnya mungkin dari arah yang tidak pernah diduga sebelumnya. Itulah kuasa Allah bila Ia katakan terjadi maka terjadilah. Berprasangka baik akan membawa aura kebaikan dan pikiran yang positif. Percayalah Allah mengabulkan segala doa hambanya. Tetap berikhtiar atau berusaha dengan kondisi yang ada. Melakukan pekerjaan yang halal, memulai usaha kecil-kecilan di rumah lebih baik daripada hanya berpaku tangan dan merenungi nasib yang tidak akan berubah bila tidak diusahakan untuk berubah.

Saya berharap, support yang saya berikan dapat menambahan kekuatan untuknya, walau hanya sedikit meringankan kegelisahan dan meringankan beban dihatinya. Hakikat teman bagi saya adalah teman yang memberikan manfaat atau teman yang memberikan pelajaran dan saya ingin menjadi teman yang memberikan manfaat walau hanya sedikit. Saya bangga terhadap teman saya itu meski harus mengambil keputusan yang sulit tapi dia tidak menghindari dan lari dari kenyataan. Ditengah ketidakberdayaannya dia tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya yaitu tetap berpikiran positif dan kuat berpegang teguh kepada keyakinan semua akan berlalu dan akan berjalan dengan baik. Demikianlah.





                                                                            

Kamis, 23 Juni 2016

Don't be Sad

Posted by cuap-cuap ratih on 11.25 with 4 comments
“Setiap orang yang lahir di dunia ini, terlahir dengan berkah yang akan bermanfaat bagi dunia. Janganlah bersedih. Pasti ada alasan mengapa kamu dilahirkan. Kamu hanya harus menemukan alasan itu”
Dari ratusan juta sperma yang datang pada sebuah ovum, yang paling kuat, paling cepat dan paling hebat, hanya satu itulah yang dapat hidup dan berkembang. Jadilah dirimu. Maka memang dirimu adalah pilihan.
Merasa tak berdaya, kurang pintar, kurang cantik, kurang tinggi, kurang putih, tidak keren, tidak wow, itukah yang kamu rasakan sekarang?
Coba lihat adakah kamu memiliki mata yang dapat melihat berbagai warna di dunia, kalaupun hanya warna hitam dan putih dapatkah kamu melihat alam yang penuh dengan pesona? Langit yang luas, mengalirnya air di sungai, hamparan padang rumput, bunga bermekaran, berbagai jenis hewan, matahari bersinar dan kamu merasa hidup. bukankah itu yang lebih penting?
Sadarilah dunia hanya tempat singgah. Bagaimana, kapan dan di mana kamu dilahirkan, siapa orang tua mu adalah takdirmu. Tak bisa kau merubahnya. Syukuri dan syukuri selalu keadaanya. Itu akan membuatmu menyadari siapa dirimu. Kakimu akan tetap berpijak di bumi. Karena mungkin yang hebat itu orang tuamu bukan kamu atau hanya mereka yang pecundang tapi bukan dirimu. Jangan hancurkan dirimu karena mereka.
Bangkit dan nikmati tiap hela nafas dalam tubuh, meski mungkin usiamu tinggal hari ini. Berfokuslah kamu hanyalah hamba yang harus menyembah Tuhan yang telah menciptakanmu. Setiap detik ucapkanlah rasa syukur atas keberadaanmu di dunia. Itulah tanggung jawabmu. Masa lalu biarlah menjadi masa lalu hapuslah dengan tobatmu maka Dia akan mengampunimu, kamu tahukan Dia itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maka yang terpenting adalah hari ini berbuat yang terbaik.

                                                             ***
Kau sebutkan semua kejahatan yang kau tau, aku sudah pernah melakukannya. Itulah mengapa aku disini sekarang, hidup dibalik jeruji. Manusia lain telah menghakimi perbuatanku yang merugikan mereka, aku terima dan mungkin juga berterima kasih. Pada akhirnya menghantarkan aku mencapai hidayahNya. Tuhan tidak menghakimiku dengan jalan yang telah kutempuh ini, bahkan Dia telah menuntunku menuju kasihNya yang Maha Lembut. Bahkan ruang sempit dan dingin ini selalu terasa hangat bila aku mengingatNya.

Wajah dan tubuhku begitu baik, kau tak akan sangka aku yang melakukan semua perbuatan buruk itu. Tapi apa artinya itu hanya darah dan daging, semua akan musnah dimakan bakteri yang mahluknya saja tidak bisa kau lihat dengan kasat matamu.

Tak perlu kau ikuti langkahku untuk mendapatkan hidayahNya, cukup pikirkan mengapa jantungmu bisa berdetak, merasakan darah yang mengalir dalam tubuhmu, merasakan seperti akan mati bila beberapa saat kau menahan nafasmu. Tak cukupkah aku sebagai pelajaran untukmu, tak perlu kau sendiri yang mengalaminya. Cukup aku saja. Kembalilah pada fitrahmu. Aku tunggu.


#Ramadhan penyuci jiwa #back to Allah

Minggu, 19 Juni 2016

Welcome to Depok

Posted by cuap-cuap ratih on 12.07 with 4 comments
Ada seorang teman dari komunitas menulis ingin berkunjung ke Depok, kami belum pernah bertemu sebelumnya tapi kok rasanya senang banget. Apalagi kalau benar-benar bisa berkumpul dengan teman-teman komunitas yang ada diseputaran Depok. Masih beberapa bulan kedepan sih, tapi sudah kepikiran ingin membuat pertemuan itu jadi berkesan pasalnya teman ini datang dari luar daerah Depok.

                                     sumber gambar: id.wikipedia.org

Rasanya saya itu tinggal di Depok sudah seumur hidup. Dari saya masih kecil sampai sudah menikah saat ini, saya masih memilih kawasan Depok sebagai tempat saya tinggal. Walaupun beberapa kali sempat pindah lokasi tapi masih di wilayah Depok juga. Padahal suami pernah tinggal di Semarang untuk kuliah beberapa tahun atau di cileungsi untuk bekerja tapi saya tetap memilih tinggal di Depok, jadi suami yang mondar-mandir.

Menurut Wikipedia Kota Depok adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Terletak di Selatan Jakarta yakni antara Jakarta dan Bogor. Menurut saya juga begitu hehe.. karena mudah saja untuk saya mau ke Jakarta atau ke bogor. Akses yang digunakan bisa dengan menggunakan KRL alias Kereta listrik sekarang disebut commuteline atau angkutan umum yang beroperasi 24 jam. Bebas apalagi sekarang banyak kendaraan yang berbasis online, kapan aja bisa.

Depok memiliki ikon buah belimbing karena di Depok dulu banyak petani belimbing jenis dewa. Sejak semula belimbing Depok memiliki kekhasaan dan hanya Depok yang punya belimbing dewa ini, maka belimbing itu dijadikan maskotnya kota Depok. Didekat rumah saya banyak yang menjual belimbing ini, buahnya berwarna kuning dan bentuknya besar-besar. Banyak dijual dalam bentuk buah begitu saja atau berupa jus yang sudah dikemas dalam botol-botol dengan variasi bentuknya. Harus coba ya kalau mampir ke Depok. Penjualnya banyak terdapat di daerah RTM. Dekat kampus Gunadarma yang di jalan Akses UI. Bukan di daerah Margonda. 


                                                  sumber gambar : depok.go.id

Ada apa aja sih di Depok? Dari sudut pandang saya, Depok termasuk lengkap fasilitasnya, dari Mall, RS, Sekolah, perguruan tinggi, IT centre, sampai sarana rekreasi juga ada. Lingkungannya cukup asri dan nyaman juga bebas banjir.

Depok identik dengan jalan Margonda mungkin karena di sana terdapat pusat pemerintahan Kota Depok yang bertempat di gedung Walikota Depok, disebelah kirinya terdapat Mall ITC, diseberangnya terdapat gedung kapolres juga Rumah Sakit Mitra. Sepanjang jalan Margonda kanan kirinya berjajar berbagai usaha dari jual cat sampai hotel, sangat bervariasi.

Jangan ditanya berapa banyak jenis kuliner di sana, jawabannya banyak ..banyak sekali!. Saya yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di sini belum semua merasakan berbagai kuliner tersebut. Balik lagi masalah selera dan kantong hihi.

                                             sumber gambar: Depoknews.id


Entah untuk berapa lama teman saya itu akan tinggal di Depok, apakah saya sempat mengantarkannya berkeliling Depok saya juga tidak tahu. Saya berharap nanti bila datang saatnya dia berkunjung ke Depok, dia akan dapat merasakan auranya Depok sesuai visinya Kota Depok yang unggul, nyaman dan religious. 

 Masjid Kubah Mas 


 Taman Bunga Wiladatika - Air Mancur
 Aladin Waterpark- Grand Depok City
                                      Danau dekat Masjid UI

Selasa, 14 Juni 2016

Pertama kali buat Kue Lebaran

Posted by cuap-cuap ratih on 13.52 with 8 comments
Resolusi tahun ini adalah melakukan hal positif yang belum pernah saya lakukan di tahun-tahun kemarin. Salah satunya adalah membuat sendiri kue untuk hari Lebaran. Dulu lebih sering beli atau dikasih. Dan memang sebelumnya saya belum berniat untuk membuat kue lebaran sendiri. 

Lebaran tahun kemarin malahan saya tidak menyediakan kue lebaran karena menurut pengalaman kue-kue itu bertahan lama bahkan berbulan-bulan tidak tersentuh. Keluarga kecil saya memang tidak terlalu hobi untuk memakan cemilan kue-kue seperti kue salju, kue nastar atau kastengel. Lebih senang makanan berat seperti somay, mie ayam dan lainnya. Hehe ..Itu bahkan bukan dari jenis makanan yang sama ya. Mungkin untuk kue keringnya lebih senang kue yang bercita rasa asin dan ringan seperti cheese stick.

Pada bulan Ramadhan yang lalu saya ingin lebih fokus untuk beribadah saja, rasanya sayang kalau sibuk untuk buat kue segala. Tapi entah mengapa tahun ini saya ingin sekali membuat kue untuk anak-anak. Mungkin terpengaruh resolusi tahun 2016 atau bisa juga karena lebaran tahun ini saya sudah jadi pengangguran alias di rumah saja. Saya merasa mempunyai tenaga dan waktu lebih untuk itu, Oia satu lagi ingin buat kue yang anak-anak suka dan saya juga suka tentunya.

Buat kue itu sendiri mungkin bukan sesuatu hal yang besar buat sebagian orang tapi buat saya itu hal yang luar biasa. Membuat kue memerlukan kesabaran dan ketekunan. Dan saya merasa kurang untuk hal itu. Dan rencananya saya juga ingin membuat kuenya dengan jumlah yang agak banyak, saya juga ingin berbagi kue lebaran yang saya buat sendiri dengan keluarga besar tercinta. Ya kalau berhasil, kan baru mau coba pertama kalinya tahun ini.

Untuk itu, saya juga mencari resep-resep kue lebaran yang mudah berdasarkan bahan dan cara membuatnya. Pertama ada cheese stick tentunya, kesukaan anak-anak. Kedua menu coklat, sepertinya apapun yang dikasih coklat itu enak dan menggugah selera. Ketiga saya pilih beberapa kacang seperti kacang mede dan kacang tanah, ini juga rata-rata orang menyukainya.

saya mau buat seperti kue nastar tapi isinya bukan lagi selai nanas itu sudah terlalu mainstream. saya ingin isi dengan selai keju, coklat, pisang, kacang tanah, kacang merah, tape, susu pokoknya di isi banyak jenis isian. Saya juga berpikir untuk memberi rasa yang pedas berbahan dasar dari kornet, sosis atau bakso. 

Dalam satu toples akan ada banyak rasa dan kuenya tidak ada tanda khusus rasanya apa, jadi orang yang memakannya akan merasa surprised dan bersyukur apapun rasa yang mereka makan. Belum juga membuatnya namun saya sudah terbayang-bayang wajah orang yang akan memakannya. Pastinya jadi lebih seru. Saat dia bilang “ya ampun ini rasa susu” dan saat dia mencoba yang kedua kali “mmm.. ini rasa kacang merah” dan saat mencoba yang ketiga kalinya merasa kepedasan karena saya mengisinya dengan kornet pedas.

Sengaja saya menjadwalkan membuat kuenya pada saat saya libur puasa nanti meski saya harus mengganti puasanya di lain waktu. Pertama biar bisa dicoba rasanya kedua kalau saya haus bisa minum deh. niat sudah bulat. Semoga bisa terealisasi.



Selasa, 31 Mei 2016

Cinta Tanpa Syarat

Posted by cuap-cuap ratih on 19.31 with 1 comment
Minggu ini gantian jadwal ujian kenaikan kelas buat anak-anak sekolah menengah pertama terutama kelas tujuh dan delapan. Atmosfir yang dirasakan lebih serius dan lebih berat bebannya. Mungkin karena jenjangnya sudah lebih tinggi ya? Waktu masih sekolah dasar sebagai orang tua masih bisa santai menghadapi ujian-ujian seperti ini. Karena anak juga masih kecil sehingga orang tua juga masih memaklumi jika anak masih pada tahap menyesuaikan diri. Nilaipun bukan menjadi targetan untuk anak raih. Walaupun anak belajar di sekolah yang mengutamakan akademisnya, seperti sekolah negeri.

Terasa berbeda dengan ujian untuk anak sekolah dasar. Pada tingkat ini Orang tua tentu mengharapkan anak lebih fokus dengan apa yang telah dipelajari disekolah karena pada tingkat ini anak semakin dituntut lebih serius. Banyaknya mata pelajaran pada kurikulum yang diajarkan, belum lagi dengan bertambahnya kegiatan diluar sekolah, pergaulan yang lebih luas. Persainganpun semakin sengit karena memiliki targetan untuk mendapatkan sekolah yang bagus pada jenjang berikutnya. Anak dituntut secara akademis dan non akademis bisa berkembang sesuai dengan ketetapan jenjang pendidikannya.

Masa ini merupakan peralihan dari anak-anak menuju remaja, usia 13-15th. Masa dimana anak mulai tumbuh menjadi dewasa secara fisik. Terjadinya perubahan bentuk tubuh yang cukup cepat termasuk perubahan dalam aspek kognitif, emosi dan sosial. Pembentukkan citra diri atau jati diri anak mudah terluka dan rapuh bila orang tua tidak dapat mengarahkan. Ketidakstabilan emosinya, kegelisahan dan kecenderungan melakukan kegiatan berkelompok dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja.

Tantangan anak jaman sekarang dengan masa orangtua remaja dulu juga berbeda meski tuntutan akademis dan non akademis memang tetaplah abadi. Anak-anak sekarang sepertinya dituntut lebih dewasa sebelum usianya karena berbagai informasi yang bertebaran baik yang positif ataupun yang negatif. Sebenarnya disadari betul bukan saja kemampuan akademik yang harus selalu diutamakan namun juga kemampuan emosi yang baik dalam menyikapi kehidupan dijaman sekarang ini.

Peran orang tua tidak lagi bisa hanya memproteksi anak-anak dengan banyak larangan seperti no gadget, no games, no friends yang justru akan mengkungkung si anak dan menjadi tak berdaya, tapi memberikan landasan agar anak mampu mengatasi masalahnya sesuai dengan prinsip kebaikan yang kita tanamkan.

Kasih sayang yang diberikan bukan semata-mata karena anak mendapatkan nilai Sembilan puluh atau seratus “itu namanya anak ayah!” atau “nah begitu dong. Ini baru anak ibu” jadi kalau tidak dapat nilai Sembilan puluh atau seratus bukan lagi anak ayah dan ibu dong? Nilai dibawah lima siapa takut? karena cinta orang tua tidak sebatas angka. Nilai pelajaran jelek bukan akhir segalanya. jangan lagi membebani anak dengan penilaian akademik yang terbukti memberikan efek stres dan tidak bahagia. Tapi beri penghargaan karena dia mampu dan berdaya mengatasi kesulitan apapun hasilnya. menilai bukan pada hasil tapi pada prosesnya.   

Saat Allah menciptakan dan menitipkannya pada kita, Allah telah memberikan beserta karuniaNya yang tidak perlu diragukan lagi. Bahkan kepada anak yang memiliki banyak kekurangan. Allah telah memberikan rezekinya. Kelebihan dan kekurangannya agar anak seimbang dan lengkap.


Orang tua penuhi saja hatinya dengan keikhlasan dan cinta tanpa syarat, selama anak sudah berniat, berusaha dan berdoa dalam kegiatannya mencari ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk masa depannya. Tidak ada ilmu yang sia-sia, bahkan kesalahan tetaplah ilmu dan pelajaran agar tidak terulang dan dapat mencari kebenaran. 

Senin, 25 April 2016

Membuat Keputusan

Posted by cuap-cuap ratih on 00.26 with No comments
Pernah tidak kamu membuat keputusan? Pastilah setiap orang akan selalu membuat keputusan dalam hidupnya. Setiap hari ibu kita pusing mau memasak menu apalagi untuk keluarganya, para pekerja bingung mau pakai baju apa untuk ke kantor besok kecuali yang sudah ada seragamnya, bahkan kita sendiri kadang galau memutuskan mau makan apa hari ini, antara ingin makan enak tapi budgetnya tidak sampai. Alhasil bimbang memilih antara tempe atau tahu.

Begitu juga mala mini. Setelah selesai makan malam bersama keluarga kami tidak langsung pulang tapi melihat-lihat sekeliling area tempat makan. Tempat makan yang kami pilih memang tempat yang baru berdiri makanya kami penasaran ingin mencobanya. Selain ingin tahu mengenai menu makanannya juga ingin menjelajah area makannya.

Mulai dari masuk ke gerbangnya, hanya sekitar beberapa meter sebelah kiri, langsung ada mushola yang cukup besar lengkap ada mukena atau sarung, tempat wudhu dan 2 kamar mandi. Sebelah mushola ada ruangan penjagaan. Dilanjut sebelahnya lagi, ada pameran kelinci dari yang banyak bulu sampai bulunya pendek ada. Pada sisi kanan langsung area tempat makan, ada yang model meja makan adapula yang lesehan. Nah di dekat area makan ditambah dengan tempat bermain anak dan kolam ikan beserta air mancurnya.

Kami senang berada di sekeliling kolam karena banyak ikan koi yang bagus-bagus warna dan coraknya. Di dalam kolamnya itu ada cahaya warna-warni yang indah saat memandangnya. Beberapa kali tertarik dan berusaha memotret sang ikan. Soalnya malu mau foto selfie.

Tidak sadar mata tertuju pada sebuah benda putih yang berada dipinggir kolam, ternyata itu adalah sebuah handphone! Otomatis kami mendongak dan melihat kondisi sekitar kolam dan tinggal kami yang masih berada di situ. Antara ingin mengambil atau membiarkannya tergeletak disana. Pada mulanya tentu ada keraguan dalam hati. Ambil  tidak  Ambil  tidak.

Bukan untuk memilikinya tapi apa yang harus dilakukan terhadap handphone tersebut. Beberapa saat bingung tindakan apa yang harus kami ambil. Kalau dibiarkan saja, suatu saat akan ada orang lain yang menemukannya dan entah nasib apa yang akan terjadi pada handphone itu. Tapi kemudian kami memutuskan untuk mengambil handphone tersebut dan menyerahkan kepada security setempat. Berharap si empunya nanti akan kembali dan mengambilnya. Mudah-mudahan sekuritynya juga mempunyai kejujuran yang dapat dipercaya.

Nah bila suatu saat ada yang menemukan barang di tempat umum beberapa hal penting yang harus tahu dan dilakukan:

Pertama adalah pastikan kejadian tersebut bukan candid camera. Kayaknya kebanyakkan nonton program televisi yang suka ngerjain orang itu. Bikin trauma.

Kedua adalah yakinkan diri untuk selalu berbuat baik. Kalau bukan milik diri sendiri ya tidak harus dimiliki.

Ketiga adalah bila menemukan barang atau benda. Dilihat dari kacamata islam ada beberapa manhaj yang menyinggung penemuan barang ini yang disebut dengan luqathah. Intinya bila menemukan barang temuan jika mengetahui pemiliknya diharapkan agar dikembalikan dan jika tidak mengetahuinya, diharapkan menunggu sampai batas yang telah ditentukan. Maksudnya apa batas yang telah dilakukan? Batas sampai saat bertemu dengan pemiliknya. Untuk itu kita harus mengumumkan mengenai penemuan barang tersebut.

Apalagi di era informasi seperti ini, bisa menggunakan media sosial, lewat koran atau radio. Berapa lamanya? Maka Rasulullah memberi arahan,”umumkanlah selama masa waktu satu tahun.”  Bila tidak ada yang mengakuinya, si penemu dapat memiliki barang tersebut, baik ia kaya maupun miskin, dengan catatan penemu telah berupaya untuk mengumumkannya diberbagai tempat. Tau tidak ternyata barang temuan itu juga harus dizakati, jika sudah mencapai ukurannya (nishab) lho.


Kita berharap bila barang kita yang hilang dapat kembali kepada kita lagi. Mungkin hal itu juga yang dirasakan orang yang merasa kehilangan barangnya. Pada kasus diatas ternyata kami memindahkan tanggung jawab kepada security mengenai handphone yang telah ditemukan. Hanya berharap si empu handphone menelpon, sehingga dia mengetahui siapa yang memegang terakhir barangnya. Semoga itu masih rezekimu yaa

Sabtu, 16 April 2016

Ingin Berdamai

Posted by cuap-cuap ratih on 21.28 with No comments
Kutahan lagi air mata ini.
Sampai terkepal jemari.
Kuterima semua perlakuanmu.
Luapkan saja marahmu nyatanya aku tak perduli bila itu sebenarnya untukku.

Katakanlah yang ingin kau katakan.
Tak perlu ditahan.
Tenang saja! aku tidak akan pergi dari sisimu.
Meski aku beku dan membiru.

Tapi apakah aku memang pantas mendapatkan wajah serammu?
Tak ada suara pun mampu mendengungkan telinga hingga pening kepala.
Tak menyesalkah sikapmu selalu menyayat sembilu hatiku?
Tak ada bisikan walau hanya sekedar sapa.

Kuat bertahan bila ingat Tuhanku.
Berpegang erat pada kalbu.
Aku terluka.
Tapi aku tau kau lebih terluka.

Maukah berdamai denganku?

Jumat, 15 April 2016

Refreshing bubur kacang ijo

Posted by cuap-cuap ratih on 10.47 with 2 comments
Tidak tahu kenapa waktu beli sayur kemarin, begitu melihat si kacang ijo tercetus mau buat bubur kacang ijo sepertinya naluri saja, tapi tidak langsung diolah pada hari itu. Untuk mendapatkan bubur kacang ijo yang efektif dan efisien dari segi gizi dan manfaatnya akan dilakukan beberapa tahap. Mudah saja sih tahapannya, tidak sulit.

Sebelum diolah kacang ijo dicuci dulu, lalu direndam. Kacang ijo kalau langsung direbus tanpa direndam dulu akan sangat lama dan banyak menghabiskan gas. Makanya direndam saja dulu sampai menjadi setengah lunak.

Menjelang sore hari kemarin baru direndam sehingga pagi ini si kacang ijo sudah cukup lunak. Tinggal panaskan air dalam panci biarkan sampai mendidih dulu. Setelah mendidih, masukkan seruas jahe. Kalau tidak suka tidak usah dipakai. Setelah satu dua menit lanjutkan dengan memasukkan si kacang ijo yang sudah lunak tadi. Ditambahkan sedikit garam. Gula merah bisa dicairkan lebih dulu lalu disaring atau kalau gula merahnya bagus tidak banyak ampasnya bisa langsung di masukkan kedalam rebusan kacang ijo sesuai selera. Bisa ditambah dengan santan ataupun tidak. Bubur kacang ijo tetap enak rasanya.

Hehe ini bukan tulisan mengenai resep sebetulnya hanya ingin memakai analoginya. Kacang ijo yang keras bisa menjadi bubur kacang ijo yang lezat dan mudah dikunyah melalui proses yang panjang dan tidak instan.

 Pasalnya akhir-akhir ini diawali dengan 5 L, lemah letih lesu loyo dan lelah membuat otak serasa heng. Harapan yang tinggi namun kemampuan tidak mengiringi. Membuat pikiran “what am I doing now?” Disinilah harus mulai mengurai masalahnya. Harus di cek lagi nih tujuan dari apa yang telah dilakukan. Istilahnya refreshing. Hal yang sama kalau hape atau komputermu mengalami heng, pasti di restart ulang, di refresh!

Banyak cara untuk refreshing tapi kalau karena otak yang heng sehingga meragukan apa yang sudah dijalani. Ini perlu menilik ulang tujuanmu. Rencana yang sudah disusun dan berusaha dijalankan tidak ada yang sesuai harapan. Tentu saja membuat frustasi. Sammaaaa!

Faktor external lebih sulit di kendalikan maka harus bisa mengendalikan faktor internal yaitu faktor diri sendiri.  Tujuan tidak ada yang berubah masih sama, usahapun sudah dilakukan lalu apa yang kurang? Mengutip tulisannya Ippho santosa mengenai manusia level tiga. Kenapa ujug-ujug menulis tentang manusia, kan tadi sedang bicara otak yang lagi heng atau mengenai tujuan.
Kita lihat dulu apa itu manusia level tiga menurut mas Ippho (panggil-panggil mas kayak kenal aja hehe). Yaitu: kalau lagi punya harapan, impian, atau hajat, maka dia akan berusaha, berdoa, dan beramal. Ringkasnya, ia “membeli” impian dan “mangantar” hajatnya dengan amal kebaikan. Sekali lagi, ya berharap, ya beramal.

Nah kira-kira ada yang kurang tidak dengan apa yang sudah kita lakukan? Pertama kita punya impian. Kedua kita sudah berusaha untuk mencapainya. Ternyata masih belum berhasil juga.

Mungkin inmpiannya terlalu tinggi. Menurutmu untuk siapa? Untuk diri sendiri? Untuk orang lain? Coba lihat adakah yang memiliki impian yang sama dengan kita? Berarti belum tinggi sekali itu. Artinya masih bisa dicapai. Kalau merasa belum ada yang mencapainya, coba cari lagi mungkin tidak sama persis impiannya, dari bermilyar penduduk bumi bisa jadi ada satu atau dua yang mirip bukan? Mudah-mudahan ini bukanlah hanya menjadi alasanmu untuk membela diri karena sampai saat ini cita-citamu belum kesampaian. Atau mungkin usahanya belum maksimal ya? Mungkin juga makanya bekerja keraslah! Terus saja berusaha.

Ya benar, ternyata kita kurang berdoa dan beramal. Kenapa berdoa karena kita ini makhluk Allah. Saat kita merasa tidak berdaya yang kita lakukan adalah berdoa. Menggantungkan hidup kita kepada Pemilik Kehidupan. Berharap kepada Allah semata itu adalah ikhlas.

Refreshing inilah yang dimaksudkan. Tidak perlu keluar negeri mengeluarkan banyak biaya. Tapi kalau ada budgetnya ya boleh saja tidak ada yang melarang. Dengan sungguh-sungguh beribadah kepada Allah, Allah berjanji akan memenuhi dada kita dengan kecukupan dan menanggung kefakiran kita. Bukan saja kefakiran hati bisa jadi juga kefakiran harta.

Selain berdoa ada satu hal lagi yang perlu kita lakukan, namanya beramal. Nabi pun pernah bersabda.” Belilah kesulitanmu dengan sedekah.” Kalau beragam upaya sudah dilakukan. Tetapi belum juga berhasil mungkin kita kurang sedekah. Berapa banyaknya tergantung dengan kesulitan apa yang kita hadapi. Maka untuk sedekah ya lakukan saja, semampu yang kita bisa. Bersedekah dapat dilakukan tanpa kita harus memiliki kekayaan berlimpah lebih dulu. Huhuhu kapan mau sedekah kalau begitu. Sedikit banyak tidak masalah, yang jadi masalah bila tidak bersedekah. Hakikat dari seluruh amal adalah untuk mendapatkan Ridho Allah. Dan mudah-mudahan apa yang kita kerjakan akan mendapatkan keberkahan.

Begitulah.


Kamis, 14 April 2016

Tertipu

Posted by cuap-cuap ratih on 04.15 with No comments
Mungkin banyak orang yang akan bilang aku bodoh. Tidak apa karena mungkin aku memang seperti itu. Berulang kali kau hanya memberiku harapan palsu, Nam. Tidak terhitung banyaknya dan aku selalu percaya padamu. Aku membiarkan diriku selalu kau tipu. Mungkin kau disana akan tertawa terbahak-bahak ya? Mentertawakan kebodohanku. Entahlah mengapa aku selalu begitu. Apakah aku kau guna-guna sehingga tidak ada pikiran buruk sedikitpun kepadamu.

Sudah lama tak bersua dan kau menghubungiku lagi. Ada hal yang ingin kau lakukan dan ingin aku turut terlibat didalamnya. Juga sekali lagi aku tidak bisa menolakmu. Kau bawa lagi harapan yang memang aku impikan. Cukup beranikah aku untuk tidak mempercayaimu lagi?

Hatiku tidak bisa berburuk sangka padamu, nam. Mana yang harus ku percaya, akankah itu otakku yang mengatakan aku bodoh selalu saja bisa tertipu, karena apapun yang diucapkanmu belum ada yang terjadi dan menjadi kenyataan secuilpun atau hatiku yang cukup bodoh membiarkan hal itu terjadi? Aku sangat tidak mengerti.

Apa yang telah kau lakukan padaku, Nam? Kau tak menipuku? Yang benar saja! Lalu apa namanya setiap kali berjanji akan bertemu tapi kau tidak pernah datang. Kau memang menghubungiku sebelumnya bilang kalau kau tidak bisa datang karena terjadi sesuatu yang memang membutuhkanmu dan tidak bisa ditinggal, tapi itu hanya selang beberapa menit sebelum kita bertemu. Dan aku sudah menggagalkan semua rencanaku hari itu. Menyebalkan!

Tidak! Aku tidak cinta padamu, untuk sayang pun belum. Dalam malam aku berdoa, Tuhan aku hanya berharap Kau menghukumnya dengan menjaga aku untuk tidak lagi tertipu olehnya. Setiap kali aku memohon petunjukMu, aku tidak berkuasa atas apa rencanaMu.

Adalah keberuntunganmu bertemu dengan aku. Semoga Allah melimpahkan karuniaNya untukku hanya itu yang selalu menguatkan aku. Toh harta dan seluruh isi dunia ini hanya milikNya bukan milikku. Aku hanya dititipi, pasti nantinya Tuhan akan mengambilnya. Kalaupun lantas aku tertipu olehmu, ambil saja! Kau meringankan bebanku, aku tidak harus mempertanggungjawabkannya. Karena hal itu akan berpindah ke pundakmu. Kalau dipikir-pikir harusnya aku senang dengan tertipu olehmu ya. Aha! ternyata seperti itu. Hihi tambah ringan hatiku.

Ternyata aku tidak bodoh-bodoh amat ya, ah senangnya. Hidup hanya sekali tidak usah terlalu baper, biar awet muda.



D4:09 AM