Senin, 06 November 2017

Pahlawan

Posted by cuap-cuap ratih on 05.12 with No comments
Belakangan ini, saya membaca buku tentang Diponegoro. Penulisnya sendiri mengakui bahwa sumber cerita mengenai pahlawan nasional ini tidaklah banyak namun ada satu buku berjudul " The power prophecy of Prince Diponegoro" ditulis oleh Dr.Peter Carey, meskipun belum ada terjemahannya dan masih dalam bahasa Inggris. Buku ini dijadikan acuan dalam bahasa Indonesia.

Saya pun membayangkan perjalanan hidup pangeran. Bagian yang saya suka adalah masa remajanya beliau. Dalam kesehariannya pada pagi hari, ia belajar agama dan pengetahuan, dilanjutkan pada  pada sore menjelang malam berlatih kanuragan.

Dalam usia muda, mengisi hari dengan belajar merupakan suatu anugrah pada waktu itu. Pangeran belajar di beberapa pesantren dan juga mendatangkan seorang guru pribadi untuk mengajarnya .

Buku ini mengingatkan saya, sehingga memiliki keinginan agar anak-anak saya kelak selain dapat belajar disekolah, juga dapat belajar ilmu Kanuragan. Bukan untuk menjadi pahlawan tapi untuk melatih fisik dan mampu menjaga diri. Karena didalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Rasulullah pun mencontohkan dengan sabdanya untuk mengajarkan kepada anak-anak dapat berenang, memanah dan berkuda, bukankah ini juga melatih fisik selain mempelajari agama.

Karena jaman sekarang bukan lagi perang melawan penjajah tapi berjuang menghadapi perubahan jaman yang semakin tidak tampak raut wajah tapi menyusup dalam setiap lini kehidupan.


Minggu, 05 November 2017

Posted by cuap-cuap ratih on 20.04 with No comments
Membentuk Karakter Cara Islam oleh M. Anis Matta

Seorang pemikir Islam sekaligus juru bicara gerakan Ikhwanul muslimin di dunia barat bernama Asy-syaikh Kamal Halbawy pernah mengutarakan hasil pengamatannya terhadap kondisi umat Islam menjelang abad 21. Yang digarisbawahi olehnya ialah Dhoyya al-Hawiyyah al-Humayyizah (hilangnya kepribadian istimewa) di kalangan kaum muslim. Memelihara keseimbangan antara akhlak individu dengan akhlak sosial.

Terjadinya krisis moral dan kepribadian dengan ditandai dengan popularitas sosial terbagi menjadi kelompok kuat yg tirani dan kelompok lemah yang menjadi objek tirani. Nilai-nilai kelompok kuat menyebarkan kejahatan. Ditandai juga dengan keterasingan dalam individu, asing dalam masyarakatnya. Hidup di tengah mereka namun tidak merasakan kebersamaan. Hidup hanyalah untuk dirinya sendiri.

Teori keseimbangan Umar bin Khattab menyatakan keseimbangan sosial akan tercipta jika keshalihan bertemu dengan kekuatan dan kejahatan bertemu dengan kelemahan. Umar bin Khattab senantiasa berdo'a, "Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari ketidakberdayaan orang-orang bertaqwa dan keperkasaan orang-orang jahat."