Sabtu, 19 Mei 2018

Salam Sayang buat RCO

Posted by cuap-cuap ratih on 20.44 with 8 comments

Stop.. bacanya bukan “Rico” yaa.. ini tuh Reading Challenge ODOP yang pada periode ini tidak hanya berfokus untuk membaca saja tapi ada tugas menulisnya juga. Ikut RCO dua kali dengan yang sekarang. Setiap periodenya memiliki warna dan cita rasa yang berbeda, dari waktunya juga dari segi tantangan. Adminnya pun beda loh.. sering dipanggil duo krucil, ada sovia dan lutfi yang setiap hari mantengin laporan. Eh kalau sovia sering disambi dengan sekolah dan lutfi katanya sering mampir ke pasar dulu, entah apa yang dia beli atau dia jual, ya?
Dua kali ikut, sampai sekarang jujur belum terkategori berhasil menurut targetan saya. Bagi saya motivasi membaca timbul karena adanya persaingan antar member, bukan untuk melampaui tantangan. Saat member lain sudah mulai memberikan laporan, barulah saya bergegas membaca. Untuk tantangan saya yakin bisa mengerjakannya.
Setiap hari harus membaca minimal 40 halaman, kalau niat membaca apalagi buku fiksi yang seru, 200-300-an halamanpun bisa habis dalam hitungan jam bukan harian lagi. Masalahnya tidak setiap challenge itu bukunya seru untuk dibaca. Contoh sejarah, biografi ditambah buku berbahasa asing. Disitu peran RCO yang saya rasa turut mendorong untuk mau tidak mau harus membaca. Saya yakin banget tanpa ikut RCO buku-buku itu tidak akan masuk dalam wish list bacaan di masa kapanpun. Tugas tulisan juga berbed-beda, sangat bervariasi. Ada yang dibuat untuk menceritakan kembali, membuat resensi, sampai buat puisi. Dua jempol untuk yang buat challengenya. Kepikiran aja gitu loh.
Saya sudah menetapkan hati untuk berusaha ikut setiap program RCO yang diadakan. Kenapa? Karena eh karena saya sudah jatuh cinta dengan RCO. Mau berhasil atau tidak, meski nanti akan gugur seperti yang RCO pertama, yang kedua ini belum pengumuman jadi apakah saya bisa melanjutkan ke level selanjutnya atau tidak itu bukanlah tujuan utama saya ikut Program RCO. Keyakinan saya dengan RCO biarpun belum berhasil sampai saat ini, akan ada walau sedikit pengaruh pada tingkat membaca. Saya dulu lanjut menyebarkan virus senang membaca ke lingkungan terutama keluarga kecil saya.
Hal positif lainnya yang saya rasa, adalah bertebaran ebook-ebook kesukaan yang dengan baik hati teman-teman sharing, dan secara garis liner ikut menambah pengetahuan apapun yang menjadi objek permasalahan yang dibicarakan. Bertambah teman itu sudah menjadi jaminan minimal kenalan dengan adminnya. Teman yang datang dari berbagai daerah seluruh Indonesia membawa ciri khasnya masing-masing dan itu asli seru banget, meskipun saat kita kopdar jadi malu-malu karena baru pertama kali bertemu.
Jadi sampaikan salam sayang saya untuk RCO agar kedepannya terus diadakan, menjadi lebih besar dan banyak membawa manfaat yang semakin luas. Terima kasih untuk admin yang sudah setia mengurus saya terutama, membuat laporan. Mengurusnya juga tidak pakai gaji malah sering habis kuota, maafkan kalau ada salah dan tidak berkenan di hati. Yang gak enak buang aja kali kucing doyan. Thank you so much…

#Tugas RCO
#tugas3level4
#OnedayOnepost


Sabtu, 05 Mei 2018

Penakluk Konstantinopel

Posted by cuap-cuap ratih on 04.42 with 1 comment
Menceritakan perjalanan penaklukan konstantinopel yang cukup alot. Berawal pada tahun 22H/262M pasukan-pasukan Islam mulai bergerak ke arah negeri Al-Bab, sebuah kawasan yang sangat strategis secara militer dan bisnis terletak di jalur perbatasan antara  Armenia dan kota-kota di tepian laut Kaspia. Terbukanya wilayah ini membuat terjalinlah komunikasi di berbagai wilayah, adanya penyebaran Islam dan menegakkan kalimat Allah.

Muhammad Al Fatih sejak dari kecil mendapatkan pembinaan dan pengajaran dari beberapa ulama salah satunya Maula Ahmad bin Ismail Al-Kurani. Kepada Pangeran Muhammad II, ia berkata:

"Ayahmu mengutusku untuk mengajar dan memukulmu jika engkau melanggar perintahku"

Dalam waktu singkat, ia pun berhasil mengkhatamkan Al-Qur'an sebelum usianya mencapai 8 tahun. Mempelajari berbagai kitab sejarah. Sejak kecil, ia telah menguasai bahasa Turki, Persia, Arab dan saat remajanya, ia mempelajari bahasa Yunani, Serbia, Italia dan Latin. Ia juga memiliki kemampuan membaca, menulis, berbicara dan menerjemahkannya. Selain itu Pangeran Muhammad II juga di ajar oleh seorang syekh spiritual, Asy-Syarif Muhammad bin Hamzah Ad-Dimasyqi yang bergelar"Aq Syamsuddin". Ditanamkan dalam dirinya sejak kecil bahwa dialah Sang pemimpin mujahid yang dimaksud dalam hadits Nabi yang ada dalam Musnad Imam Ahmad:

"Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan. Sebaik-baik pemimpin adalah penakluknya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya."(HR. Ahmad)

Al-Fatih juga menguasai ilmu-ilmu Al-Qur'an, hadits nabi, fikih dan Ushul fikih serta Ushuluddin.

Penaklukan konstantinopel dilakukan secara serempak lewat darat dan laut sesuai dengan perencanaan detil yang telah disiapkan dengan baik. Bahkan seluruh Mujahidin sangat merindukan mati syahid. Mereka maju dengan penuh keberanian dan pengorbanan.
Hingga akhirnya mereka berhasil menembus pagar-pagar benteng dan menguasai beberapa menara serta menumbangkan sejumlah pasukan Byzantium di pintu Aderna. Maka secara bergelombang pasukan Utsmani dapat masuk ke dalam kota.

Pencatatan sejarahpun menjadi penting sebagai pelajaran bagi generasi selanjutnya. Bahwa sejarah itu sebuah pengalaman yang memiliki banyak hikmah.

Kita tidak dapat menjiwai setiap peristiwa yang timbul bila tidak mengetahui asal usul perjuangan. Tugas generasi selanjutnya bukan hal yang mudah. Keberhasilan dan kejatuhan ditentukan dari memahami peristiwa yang tertoreh dalam sejarah. Melupakan sejarah seperti melupakan apa yang akan kita lakukan untuk masa depan. Hidup hanya akan berlalu tanpa tujuan.

#tugas RCO#tugas1level3
#OneDayOnePost

Kamis, 03 Mei 2018

Baca Buku dan Menonton Filmnya Ayat-Ayat Cinta

Posted by cuap-cuap ratih on 05.33 with 2 comments
Buku ayat-ayat cinta pertama kali di cetak tahun 2004 dan sudah tercetak hingga 160 ribu eksemplar selama 3 tahun. Sudah berapa banyak tuh yang membacanya, belum lagi pembaca yang pinjam buku temannya, bisa juga dari e-book, maka  tidak dapat dihitung hanya dari berapa banyak buku yang sudah tercetak. Pokoknya banyak jumlah pembacanya.

Tahun 2008 keluarlah dalam bentuk film yang garapannya berlokasi di India dan Indonesia. Meski begitu tidak menghilangkan kesan kemesirannya yang memang penulis ceritakan dalam bukunya.

Penulis Habiburrahman El shirazy  menggambarkan seorang pemuda muslim Indonesia asli, dari pelosok desa kecil di pulau Jawa sedang belajar di universitas Al Azhar.  Atas perjuangan segenap jiwa raga dia bahkan mampu sampai kuliah S2 semata-mata yang dilakukannya bertujuan agar dapat membawa ilmu pengetahuan dan mengembangkan dakwah sekembalinya ke tanah air.

Seorang pemuda yang menghidupi diri sendiri dengan menjadi penterjemah buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Setiap target dalam hidupnya dia tuliskan dengan jelas, agar semua tujuannya bisa tercapai.

 ‘Seseorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan walaupun melewati jalan yang sulit. Seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan walaupun ia berada di jalan yang mulus!’

Itu dia kutip dari Thomas Carlyle mengenai catatan yang dia tempelkan di dinding kamarnya. Sehingga setiap saat dirinya teringatkan akan tujuan-tujuannya.

Kata-kata yang tertulis dalam bukunya begitu mengalir membuat imajinasi berkelana seakan berada disana dan melihat sebagaimana yang dirasakan oleh "Fahri", nama pemuda si tokoh utama. Juga bisa merasakan apa yang dirasakan, seperti saat pertama kali melihat calon istrinya "Aisha" gadis keturunan Turki berkewarganegaraan Jerman saat membuka cadar untuk memperlihatkan wajahnya. Penyiksaan saat dalam penjara karena mendapatkan fitnah keji dari perbuatan  "Noura" atau turut menjadi saksi saat "Maria" yang pada kondisi genting menjadi istri kedua dan menjadi seorang muslimah pada akhirnya.

Tidak salah juga bila film yang di garap oleh Hanung Bramantyo mendapatkan penghargaan sebagai Film terpuji dan 4 penghargaan lain di ajang festival film Bandung (FFB) dari 11 kategori. Meski Fedi Nuril bisa membawakan sosok Fahri dengan baik hingga mendapatkan penghargaan pemeran utama pria terpuji di ajang yang sama, bagaimanapun saat menonton filmnya mau tidak mau jadi ikut menilai berdasarkan alur cerita dalam buku.

Jadi penasaran bagaimana adegan saat Fahri mengalami sakit hingga di rawat di rumah sakit beberapa hari yang tidak diceritakan di dalam film dan beberapa adegan lainnya. Tentu saja karena film hanya berdurasi dua jam-an saja sedangkan banyak peristiwa hidup yang diceritakan dalam buku yang tebalnya sebanyak 292 halaman itu.

Dalam bukunya juga banyak menggambarkan mengenai dakwah Islam dan pelajarannya. Menceritakan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang baik menurut pandangan Islam hingga menggambarkan kemuliaan wanita dalam Islam. Betapa Islam menghargai dan memandang wanita sebagai pribadi yang memiliki hak dan kewajiban seperti halnya laki-laki.

Saat membaca buku dan menonton filmnya, di lubuk hati ini tertinggal rasa lega dan rasa senang. Ke depannya berharap akan mendapatkan rasa yang sama dengan karya anak bangsa lain atau diri sendiri yang ingin dapat membuat karya dimana pembaca dapat menikmati dan merasakan apa yang dibacanya.

#Tugas RCO#Tugas2Level3
#OneDayOnePost









Jumat, 20 April 2018

Teman Perjuangan

Posted by cuap-cuap ratih on 05.49 with No comments
"Aduh garsini, ini berat sekali. Tak bisakah kau meringankan bebanku sedikit saja." Orang ini membuatku terus memikul beban yang berat, tidak setiap hari sih tapi seringnya begitu.

"Hari ini kita mau kemana sih garsini?" tanyaku.
"Tunggu disini sebentar aku mau ke toilet dulu ya," jawabnya.
Pertanyaanku malah dijawab dengan meninggalkanku sendirian. Ya sudahlah aku tunggu saja di sini. Tempat ini begitu ramai membuatku sedikit takut. Aku lihat sekeliling begitu banyak orang mondar-mandir membawa tas besar-besar, sesekali aku juga mendengar suara pesawat yang melintas diatasku.

Ah dia sudah kembali.
"Yuk kita harus pergi sekarang," menggandeng tanganku dan memberi aba-aba untuk ikut dengannya. Suasana sekelilingku bertambah ramai. Banyak yang berbicara dengannya ada juga yang memeluknya erat seperti tidak mau ditinggalkan lama-lama. Wajah mereka tersungging senyum tak lama mereka saling melambaikan tangan.

Aku dan garsini berjalan menjauh dan memasuki ruangan lain yang terpisah. Disini banyak orang yang memakai seragam. Bukan saja garsini, aku juga ikut diperiksa oleh orang itu. Setelah selesai diperiksa aku dan garsini tiba di suatu ruangan yang masih sama besar dan luas sebelum ruangan pemeriksaan tadi.

Berjejer tempat duduk dan sebagian sudah terisi oleh orang yang menunggu. Garsini mengajakku duduk dekat jendela. Ternyata banyak pesawat terbang diluar sana. Aku melihat satu yang paling dekat dengan jendela dan itu besar sekali. Baru ini aku melihatnya dari jarak yang cukup dekat.
"Apakah kita akan naik itu garsini?" Tanyaku sambil menunjuk benda putih besar itu.
"Iya, yuk kita mau berangkat sekarang, petugas sudah memanggil kita masuk."
Setelah mengantri, tiketpun sudah diperiksa. Aku dan garsini memasuki ruang serba tertutup, tidak ada jendela dan seperti terowongan, kami harus melaluinya, diujung sudah ada petugas lagi yang menyambut dan mengarahkan kami untuk duduk sesuai nomor yang sudah tertera.

Aku takut, tak ingin jauh dari garsini karena baru ini aku ke tempat seperti ini.
"Nah, mulai saat ini kau harus tetap di sisiku, kita akan ke Jepang," mata garsini sedikit berair tapi memancarkan semangat yang tak akan luntur dan menyurutkan langkahnya untuk meraih pendidikan yang tinggi.

"Mbak, Tasnya bisa disimpan di atas saja," seorang pramugari menawarkan untuk menyimpankan tas ransel berwarna hitam yang sebelumnya ada dipangkuan garsini ke tempat penyimpanan tas yang ada diatas kepala penumpang.

"Oh iya mbak,"jawab Garsini sambil menyerahkan tas ransel hitamnya.

"Ah garsini, aku mau kau pangku saja, disana gelap dan sumpek," teriakku.
Apa daya dengan sigap pramugari meletakkanku dengan manis berjejer dengan tas yang lainnya. Terdengar suara "Pluk" saat pintu penyimpanan tas ditutup.

Beberapa saat kemudian pesawat siap untuk terbang.

Kamis, 12 April 2018

Mampir ke Blog Sangkila

Posted by cuap-cuap ratih on 17.47 with No comments
Katanya kalau kita menyukai sesuatu pekerjaan tanpa disuruhpun akan dilakukan. Menulis buat saya juga obat pelipur hati walau tulisan saya masih berantakan ya biarkan feel free aja untuk mengkomentari sampai mau di kritisi boleh banget. Selain di blog, menulis juga saya lakukan di mana-mana. Benar-benar dimana saja kadang di IG, FB juga di kertas bekas bungkus bawang.  Semua itu akan menjadi penyemangat hidup dan sebagai ekspresi saya aja. Kata-kata bisa masuk dalam hati dan pikiran saat kita membutuhkannya padahal dah sering banget membaca atau mendengarnya. Kalau ini sih kata saya, ya kan?

Mampir ke blognya Sangkila adalah salah satu kesempatan untuk memperkaya tulisan karena  saya suka, bisa deh buat bacaan yang bermanfaat. Tulisannya bervariasi, lumayan aktif menulisnya. Apa karena dia masuk ODOP batch 5 belakangan ini?  Jadi harus Post setiap hari tapi kelihatannya sudah lama mulai menulis, kata-katanya mengalir dan tidak butuh mengerutkan dahi untuk memahami. Tampletnya yang sederhana menyimpan rasa mistery dengan nuansa abu-abu.

Mudah untuk membaca apa saja yang dia tulis, buat orang yang rada gaptek seperti saya eh sekarang dah ga boleh ya gaptek harus mau belajar dan menerima perubahan jaman. Biar tidak tergilas keadaan.

Jujur mah belum kenal sama sangkila secara personal, tapikan bisa di raba dari apa yang dia ungkapkan dalam tulisan sepertinya penyuka genre fiksi, suka buat handcraft, religius, mandiri karena dia  berwirausaha, coba aja BW ke Blog Sangkila

Ya kan.. tulisan yang bagaimanapun akan menemukan sendiri pembacanya. seperti saya menemukan blog Sangkila karena tugas bonus dari program RCO, ga masalah ya yang penting bisa BW. 




Minggu, 08 April 2018

5 Cara Jitu Agar Tidak di Eliminasi Dari Reading Challenge ODOP

Posted by cuap-cuap ratih on 20.23 with 3 comments
Tentu kamu bertanya-tanya, apa itu Reading Challenge ODOP? Kegiatan ini merupakan salah satu program dari komunitas One Day One Post (ODOP) untuk meningkatkan kegiatan membaca selain menulis tentu bagi membernya. Kalau kamu belum masuk Komunitas ODOP, kamu bisa intip di FB atau IG nya ODOP. Admin ODOP akan kasih infonya buat kamu. Untuk lebih detailnya bisa juga kamu tanya-tanya. Adminnya baik kok.

Bagi saya menjawab tantangan itu membuat sesuatu jadi lebih semangat. Pasti ada resikonya bisa berhasil juga bisa gagal, tapi kalau kamu jadi ketagihan dan punya kebiasaan baru yang ini, keren banget gak tuh. Itu juga yang menjadi tujuan saya ikut RCO. Paling penting dimulai aja dulu hasil belakangan. Biar lancar menulis, membaca adalah nafas untuk terus produktif.

Jadi cambuk buat saya ikut program ini yaitu menjawab tantangannya. Hal yang wajar bila manusia punya jiwa kompetisi yang tinggi. Bukan antar member tapi terlebih pacuan untuk mengalahkan diri sendiri dalam memenuhi tantangan. RCO yang terlaksana sebelumnya memang mengeluarkan sertifikat tanda kelulusan buat siapa saja yang berhasil dan ada rewardnya. Bukan hal yang bernilai besar karena tidak ada sponsornya. Bolehlah kita jadikan bonus sebagai penanda kebiasaan membaca yang mulai terbangun.

Peraturan di RCO dibuat perperiode. Apapun tantangannya member harus terima. Peride ini peraturannya dapat membaca buku dua buah dalam waktu 9 hari dan minimal membaca 30 halaman perhari. Buku tidak bertema masih bebas mau baca apa. Berat atau ringan?Sebelum program dimulai yang terdaftar sampai 64 member namun  setelah berjalan 6-7 hari yang laporan menyusut hingga 40an  member. Seleksi alam benar terjadi adanya. Sekali lagi ini bukan persaingan antar member tapi kekuatan kemauan dan konsistensi dari dalam diri sendiri.

Beberapa tips agar tetap bertahan dalam program RCO ini.

1. Carilah buku yang kamu senangi.
Penjelasannya tentu mudah, kamu akan tertarik dan penasaran membaca buku yang kamu senangikan?. Tidak terasa jumlah lembar yang terbaca akan melewati batas minimal perharinya yaitu 30 halaman. Pada awal-awal tantangan belum ditentukan buku apa yang harus di baca, jadi baca buku yang kamu senangi dan menimbulkan minat baca yang tinggi sebagai pemanasan.

2. Tanyakan pada dirimu manfaat yang bisa kamu ambil dari buku yang kamu baca.
Hal ini yang dapat kamu lakukan bila sudah mulai ditentukan tema bukunya misalkan mengenai politik, sejarah, ekonomi atau apapun itu. Mungkin kita tidak tertarik dengan tema buku-buku ini tapi bila kita tahu manfaat setelah membacanya rasa penasaran akan timbul dan membuat kamu semangat untuk membacanya. 30 halaman perhari? Lewatlah.

3. Bacanya dicicil dalam satu hari sesuai kemampuan. Sepuluh menit saat istirahat makan siang, duapuluh menit saat dalam kendaraan, atau lima belas menit sebelum tidur di malam hari. kegiatan yang lainlah yang dapat menjadi alasan untuk kita tidak sempat membaca. Waktu kita ada 24 jam kalau sudah ada niat tentu ada cara buat kita sempat untuk membaca. Jujur kalau pagi saya sempatkan membaca walaupun 5 menit. Paling sering kalau lagi dikamar mandi. Dapat berapa lembar? Kalau mulesnya ga kebangetan masih bisa membaca. Bila tidak faham isinya, minimal sudah latihan membaca. Kecepatan dalam membaca ikut mempengaruhi berapa lembar buku yang kita baca dalam waktu 5 menit. Lumayankan?

4. Timbulkan rasa mengidam untuk membaca karena begitulah kebiasaan bekerja. Apa yang dirasakan setelah membaca buku? Rasa tahu yang terpenuhi atau ada rasa bangga bisa menghabiskan lembar demi lembar buku yang menjadi tantangan.

"Mengidam-lah yang menggerakkan kebiasaan dan mencari tahu bagaimana menimbulkan mengidam itu mempermudah kita menciptakan kebiasaan baru." Dari buku dahsyatnya kebiasaan karangan Charles Duhigg. Yang mau cerita keseluruhan cari aja bukunya, seru.. padahal baru baca setengah.

5. Ingatlah setelah membaca untuk langsung laporan. Kalau ketiduran, apalagi kelewatan jam laporan biar kamu membaca banyak halaman tetap saja bisa terancam untuk dieliminasi.

Intinya sih terpenuhi semua kriteria tantangannya maka kita tidak akan tereliminasi. Satu lagi yang dapat membuat kita bertahan pada program RCO adalah ikhlas dan ridho. Tanda kita bersyukur menerima apapun dalam hidup membuat diri kita lebih ringan melangkah dan menggapai apapun yang menjadi tujuan dalam hidup. Beban berat akan menjadi penghalang kita meraih tujuan dan apa yang kita ingin capai. Apalagi yang ingin dicapai adalah hal yang positif. Semoga RCO kali ini kita semua bisa berhasil terutamanya terbangun budaya membaca dalam diri kita dan orang-orang yang ada disekeliling.