Jumat, 26 Agustus 2016

Kerja -kerja

Posted by cuap-cuap ratih on 15.04 with No comments
Aku mungkin salah satunya, selalu ingin semua perkerjaan dilakukan pada waktu yang sempurna dan hasil yang terbaik. Nyatanya malah terkadang menunda dan keteteran yang pada akhirnya, pekerjaan selesai tapi tidak maksimal bahkan pekerjaan tidak selesai karena waktu sudah habis, ketemu dengan deadline.

Quote yang satu ini benar-benar menampar dan semakin aku baca semakin masuk dalam pikiran.
DONE IS BETTER THAN PERFECT artinya Lebih baik “selesai” daripada (menunggu sampai) “sempurna”

Nah berasa tidak tuh, kalau buat aku berasa banget. Tugas-tugas selama ini menunggu mood atau menunggu hilang rasa malasnya menjadi mungkin untuk dikerjakan, sekarang!! Sudah tidak ada alasan yang terpenting sudah dikerjakan dan kesempurnaan itu belakangan.

Misalnya target hari ini kelar baca satu buku yang tebalnya 130an lembar maka aku akan membaca walaupun masih kepikiran belum melakukan hal yang lain, dan berusaha membacanya dengan cepat dan penuh konsentrasi biar tidak diulang-ulang membacanya. Setelah itu baru mengerjakan pekerjaan yang sudah waiting list mau aku kerjakan. Makanya aku juga harus meluangkan sedikit waktu untuk memilah pekerjaan yang sekiranya aku bisa selesaikan dengan cepat ataupun sesuai target yang aku ingin capai. Belajar mengatur diri sendiri. Kalau bukan kita siapa lagi?

Tidak mudah pada awalnya, dan sekarangpun masih sering tergoda untuk menunggu mood atau rasa malas yang membelenggu. Aku harus meruntuhkan mental blockku bila ingin berhasil. Mumpung masih semangat dan semoga terus semangat.

Terkadang mengapa aku bisa begitu menunggu mood atau malas melakukan sesuatu? Itu juga yang menjadi pertanyaan pada diriku sendiri. Setelah merenungkannya, aku menyadari diri ini kurang mendapatkan penghargaan atas usaha yang sudah aku lakukan. Mungkin juga karena aku sendiri belum melakukan sesuatu yang berefek besar. Namun penghargaan ternyata merupakan suatu kebutuhan buat aku. Diberikan dukungan dan semangat membuat aku merasa lebih berarti. Apa yang sudah aku usahakan itu ada manfaatnya. Dan hal itu membuat aku lupa dengan kemalasan dan segera bekerja.

            Dr.Adi W. Gunawan, CCH seorang pakar mind technology mengatakan ada dua hal penting  yaitu pertama, apa pun kondisi kita saat ini, pasti dipengaruhi oleh masa kecil. Kedua, apapun kondisi saat ini, bila kita sungguh-sungguh ingin berubah, tahu caranya, dan melakukan upaya gigih, kita pasti bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Aku jadi lebih tahu apa kelemahan dan masih terus menggali apa lagi yang menjadi kekuatanku. Setiap orang akan memiliki sejarah yang berbeda dan hanya dia saja yang mengetahui apa yang terjadi pada masa kecilnya dan masih membekas hingga dewasa kini. Tentunya bila hal itu baik tidak akan ada masalah, yang pasti karena hal itu menjadi sifat yang buruk maka kita harus berusaha mencari akar penyebab sifat buruk yang kita miliki. Dan berusaha mengubahnya.

Dalam rangka memberikan semangat dan dukungan untuk diriku, Aku akan berusaha lebih baik lagi, apapun tanggapan yang diberikan baik yang positif ataupun negatif. Jadi sekarang aku ingin menjadi orang yang lebih terbuka dan memiliki pikiran yang positif. Tidak lagi menuntut orang untuk menghargai dan menghormatiku, tapi dengan aku yang lebih dulu memberikan orang lain dukungan dan semangat. Dan aku percaya hal baik yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita sendiri.

         Saat ini berusaha mengatur pekerjaan jadi lebih baik lagi, berusaha menetapkan tujuan atau target, sehingga waktu pengerjaan jelas, kerja juga tidak melebar kemana-mana yang akan membuat aku jadi bosan dan akhirnya malas apalagi menuruti mood alias suasana hati jadi baik dulu baru kerja.

Di katakan “Maka bila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.” (QS. Al insyira) artinya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Betul sekali, tidak cukup rasanya sehari itu duapuluh empat jam dan bila satu pekerjaan saja tidak bisa kita selesaikan bagaimana dengan pekerjaan yang lain. Karena malas dan masih menunggu mood yang ada pekerjaan kita menumpuk dan membuat kita jadi stress.


Demikianlah semoga bertambah semangat dalam bekerja.

Rabu, 24 Agustus 2016

Full Day School?

Posted by cuap-cuap ratih on 08.22 with No comments
Seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya kegiatan membaca merupakan salah satu kendala. Bukan karena tidak bisa membaca, bukan karena harga bukunya, Bukan karena bukunya tidak menarik dan penuh manfaat, tetapi rasa malas dan mungkin karena faktor tidak biasa.

Buku adalah Jendela Dunia. Pengakuan Agus R. Sarjono sebagai penulis terkemuka di Indonesia saat kejenuhannya sebagai penjaga toko memperkenalkannya pada keisengan membaca buku membawanya berlibur ke negara-negara lain seperti afrika, ia menelusuri belantara dan hidup di desa-desa pedalaman afrika lewat novel Himunyanga-Phiri berjudul warisan, mengelilingi mesir menikmati karakter orang-orang mesir dan peradabannya dalam tulisan Naquib Mahfouz pada novel Lorong Midaq, Balkan, Yunani dan Tiongkok di tiga negara itu ia mampir sebentar dengan pengembaraannya lewat cerpen yang ditulis Marquerite Yourcenar, berhari-hari di Rusia lewat novel Perang dan Damai belajar arti Nasionalisme sebuah negara (Buku Aku bisa menulis fiksi oleh Joni Ariadinata).

Wacana Full day school menjadi pembicaraan yang pro dan kontra. Entah dengan dasar apa bapak mentri melontarkan program ini. Full day school sudah banyak di pakai oleh sekolah swasta diperkotaan. Alasan orang tua memasukkan anaknya di sekolah itu juga beragam diantaranya, selain sekolah mengajarkan akademik juga mengajarkan agama dengan porsi yang lebih banyak sehingga orang tua merasa lengkap untuk pendidikan anak mereka, ada juga yang beralasan sekalian “menitipkan anak” sehingga orang tua bisa tenang untuk pergi bekerja. Namun apakah program tersebut dapat di terapkan untuk semua sekolah terutama sekolah negri masih menjadi perdebatan.

Mengapa tidak kita mulai saja dengan program mudah dan ringan seperti membudayakan membaca. Negara-negara yang maju merupakan negara yang tingkat membacanya tinggi. Bisa dipahami dengan banyak membaca tentu akan menambah pengetahuan dan ilmu. Ada semacam kolerasi disana.

Dengan Negara kepulauan seperti Indonesia jangankan untuk full day school, pendidikan dasarpun belum tentu merata. Memperbanyak Infrastruktur sekolah dan memfasilitasi pembelajaran. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM tenaga pengajar mungkin sangat diperlukan. Meskipun belajar tidak harus di sekolah. Mendapatkan kesempatan pendidikan harus menjadi hak setiap warga negara.  Tak perlu rasanya perubahan yang kontroversial tetapi tidak menyentuh perbaikan pada pendidikan di Indonesia. Lebih baik meningkatkan qualitas yang ada tapi berdampak besar atas manfaat yang di dapat Masyarakat.

Dengan membaca tidak hanya bertambah pengetahuan dan pengalaman namun dapat membuka wawasan dan pemikiran. Mungkin dari sana akan tumbuh generasi yang lebih baik. Dapat mengembangkan Indonesia sesuai dengan karakteristik Indonesia.

Banyak Program yang bisa dilakukan. Membaca dimulai dari yang mudah dan menyenangkan, membaca komik, buku cerita, cerpen, novel. Disana juga banyak ilmu yang dapat diambil minimal ada hikmahnya. Atau ada yang membaca buku memasak, traveling, kerajinan tangan, peternakan, pertanian sebut saja semua ada. Inshaallah.


Mudahkan? Perbanyak buku dan sebarkan ke seluruh Indonesia, agar generasi kita menyukai dan mulai membaca buku.  Mulai dari diri sendiri, sudah membaca bukukah hari ini?