Minggu, 04 Desember 2016

Posted by cuap-cuap ratih on 10.46 with No comments
Beneran deh.. yang dituntut itu memenjarakan penista agama saya. Bukan yang lain. Karena saya tidak rela Al quran dikatakan telah menjadi alat untuk membohongi  saya apalagi umat.

Begitu yakinnya saya atas kebenaran Al quran. Juga ratusan juta orang Indonesia, dan milyaran orang sedunia. Dan ternyata menurut kamu saya dibohongi? Haruskah saya percaya kamu?

Saya ini mungkin orang bodoh yang mudah tertipu dengan kata manis orang lain. Yang membuat saya rugi berulang kali, tapi saya masih bisa memaafkan dan merelakan. Materi bisa dicari lagi toh tidak akan saya bawa mati.

Harga diri, saya pun tidak ambil pusing. Saya manusia yang banyak salah dan bila saya salah, saya akan minta maaf, makanya harus terus belajar untuk memperbaiki diri. Semakin saya tahu, saya bertambah malu karena ternyata diri saya tidak banyak tahu.

Tapi menghina Al Quran sama saja menghina FirmanNya, juga menghina Tuhan yang saya akui ke-Esaannya. Saya apa? bukanlah siapa-siapa tanpa Tuhan saya. Kalau kata Tuhan,"kamu mati". Bisa lari kemana saya? Akankah saya masih hidup?

Katanya negara saya negara hukum, negara yang menjunjung demokrasi. Saya sebagai warga negara diperlakukan tidak adil. Mengapa menghina kitab agama saya? Kamu tidak percaya, bukanlah masalah saya.

Kamu boleh pintar, boleh keren, boleh tegas, boleh baik hati.. katanya walau kenyataan sering bicara kasar. Mikir nih.. memang tidak bisa berbicara yang baik? Bukan bertambah hormat hanya menambah miris didada. Bicara tegas bukan berarti bicara kasar.

Tahu tidak? kata-kata negatif dan kasar bisa memutuskan syaraf-syaraf di otak. Membekas seperti lubang dalam hati. Dan tidak akan mudah hilang.

Mengapa menghina?
Kalau kamu memang merasa bersalah, katakan,"maaf saya telah melampaui batas dan bila dipenjara adalah konsekuensi sesuai dengan hukum negara kita atas perbuatan yang telah saya lakukan, saya akan menerimanya."

Ah, lega hati saya. Bisakah kamu seperti itu?

#yakin bahwa akan ada pemimpin yang lebih baik ucapan dan kerjanya, perlu diberi kesempatan, sama dengan yang sebelumnya.
#sudah habiskah stock pemimpin di negri ini?

0 komentar:

Posting Komentar