Jumat, 15 April 2016

Refreshing bubur kacang ijo

Posted by cuap-cuap ratih on 10.47 with 2 comments
Tidak tahu kenapa waktu beli sayur kemarin, begitu melihat si kacang ijo tercetus mau buat bubur kacang ijo sepertinya naluri saja, tapi tidak langsung diolah pada hari itu. Untuk mendapatkan bubur kacang ijo yang efektif dan efisien dari segi gizi dan manfaatnya akan dilakukan beberapa tahap. Mudah saja sih tahapannya, tidak sulit.

Sebelum diolah kacang ijo dicuci dulu, lalu direndam. Kacang ijo kalau langsung direbus tanpa direndam dulu akan sangat lama dan banyak menghabiskan gas. Makanya direndam saja dulu sampai menjadi setengah lunak.

Menjelang sore hari kemarin baru direndam sehingga pagi ini si kacang ijo sudah cukup lunak. Tinggal panaskan air dalam panci biarkan sampai mendidih dulu. Setelah mendidih, masukkan seruas jahe. Kalau tidak suka tidak usah dipakai. Setelah satu dua menit lanjutkan dengan memasukkan si kacang ijo yang sudah lunak tadi. Ditambahkan sedikit garam. Gula merah bisa dicairkan lebih dulu lalu disaring atau kalau gula merahnya bagus tidak banyak ampasnya bisa langsung di masukkan kedalam rebusan kacang ijo sesuai selera. Bisa ditambah dengan santan ataupun tidak. Bubur kacang ijo tetap enak rasanya.

Hehe ini bukan tulisan mengenai resep sebetulnya hanya ingin memakai analoginya. Kacang ijo yang keras bisa menjadi bubur kacang ijo yang lezat dan mudah dikunyah melalui proses yang panjang dan tidak instan.

 Pasalnya akhir-akhir ini diawali dengan 5 L, lemah letih lesu loyo dan lelah membuat otak serasa heng. Harapan yang tinggi namun kemampuan tidak mengiringi. Membuat pikiran “what am I doing now?” Disinilah harus mulai mengurai masalahnya. Harus di cek lagi nih tujuan dari apa yang telah dilakukan. Istilahnya refreshing. Hal yang sama kalau hape atau komputermu mengalami heng, pasti di restart ulang, di refresh!

Banyak cara untuk refreshing tapi kalau karena otak yang heng sehingga meragukan apa yang sudah dijalani. Ini perlu menilik ulang tujuanmu. Rencana yang sudah disusun dan berusaha dijalankan tidak ada yang sesuai harapan. Tentu saja membuat frustasi. Sammaaaa!

Faktor external lebih sulit di kendalikan maka harus bisa mengendalikan faktor internal yaitu faktor diri sendiri.  Tujuan tidak ada yang berubah masih sama, usahapun sudah dilakukan lalu apa yang kurang? Mengutip tulisannya Ippho santosa mengenai manusia level tiga. Kenapa ujug-ujug menulis tentang manusia, kan tadi sedang bicara otak yang lagi heng atau mengenai tujuan.
Kita lihat dulu apa itu manusia level tiga menurut mas Ippho (panggil-panggil mas kayak kenal aja hehe). Yaitu: kalau lagi punya harapan, impian, atau hajat, maka dia akan berusaha, berdoa, dan beramal. Ringkasnya, ia “membeli” impian dan “mangantar” hajatnya dengan amal kebaikan. Sekali lagi, ya berharap, ya beramal.

Nah kira-kira ada yang kurang tidak dengan apa yang sudah kita lakukan? Pertama kita punya impian. Kedua kita sudah berusaha untuk mencapainya. Ternyata masih belum berhasil juga.

Mungkin inmpiannya terlalu tinggi. Menurutmu untuk siapa? Untuk diri sendiri? Untuk orang lain? Coba lihat adakah yang memiliki impian yang sama dengan kita? Berarti belum tinggi sekali itu. Artinya masih bisa dicapai. Kalau merasa belum ada yang mencapainya, coba cari lagi mungkin tidak sama persis impiannya, dari bermilyar penduduk bumi bisa jadi ada satu atau dua yang mirip bukan? Mudah-mudahan ini bukanlah hanya menjadi alasanmu untuk membela diri karena sampai saat ini cita-citamu belum kesampaian. Atau mungkin usahanya belum maksimal ya? Mungkin juga makanya bekerja keraslah! Terus saja berusaha.

Ya benar, ternyata kita kurang berdoa dan beramal. Kenapa berdoa karena kita ini makhluk Allah. Saat kita merasa tidak berdaya yang kita lakukan adalah berdoa. Menggantungkan hidup kita kepada Pemilik Kehidupan. Berharap kepada Allah semata itu adalah ikhlas.

Refreshing inilah yang dimaksudkan. Tidak perlu keluar negeri mengeluarkan banyak biaya. Tapi kalau ada budgetnya ya boleh saja tidak ada yang melarang. Dengan sungguh-sungguh beribadah kepada Allah, Allah berjanji akan memenuhi dada kita dengan kecukupan dan menanggung kefakiran kita. Bukan saja kefakiran hati bisa jadi juga kefakiran harta.

Selain berdoa ada satu hal lagi yang perlu kita lakukan, namanya beramal. Nabi pun pernah bersabda.” Belilah kesulitanmu dengan sedekah.” Kalau beragam upaya sudah dilakukan. Tetapi belum juga berhasil mungkin kita kurang sedekah. Berapa banyaknya tergantung dengan kesulitan apa yang kita hadapi. Maka untuk sedekah ya lakukan saja, semampu yang kita bisa. Bersedekah dapat dilakukan tanpa kita harus memiliki kekayaan berlimpah lebih dulu. Huhuhu kapan mau sedekah kalau begitu. Sedikit banyak tidak masalah, yang jadi masalah bila tidak bersedekah. Hakikat dari seluruh amal adalah untuk mendapatkan Ridho Allah. Dan mudah-mudahan apa yang kita kerjakan akan mendapatkan keberkahan.

Begitulah.


2 komentar:

  1. udah lama gak mam pir nih ke lapak mbak ratih, makin jeren aja tulisannya :)

    BalasHapus
  2. Hihihi maklum kok, aktivis mah sibuk. tulisanmu juga makin banyak ya Tian ^^ konsisten.

    BalasHapus