Kamis, 17 Maret 2016

Keluarga Super Rajin

Posted by cuap-cuap ratih on 02.50 with 2 comments
       Dari kecil kita selalu diingatkan untuk selalu menjadi anak yang rajin apapun yang kita lakukakan. Dalam hal belajar maka muncul slogan “Rajin pangkal Pandai” karena, bila kita pandai diharapkan nantinya menjadi orang yang sukses dan berhasil.

            Dalam bekerjapun lebih mengutamakan pekerja yang rajin apalagi ditambah pintar. Rajin itu termasuk salah satu kunci sukses. Orang yang rajin biasanya akan mendapat keberhasilan. Keberhasilan yang diperoleh dengan melakukakan banyak pekerjaan yang tentunya dilakukan oleh orang yang rajin bukan yang malas. Sukses hanya dapat diraih dengan kerja keras. Kesuksesan tidak terjadi secara instan.

          Sifat manusia memang cenderung malas dan sering berkeluh kesah meskipun begitu merupakan hal yang manusiawi. Ada kalanya kita merasakan tidak mood dalam mengerjakan pekerjaan kita atau dalam beribadah. Maka Rajin ini menjadi salah satu tantangan yang besar dalam hidup manusia. Bagaimana manusia menjadikan dirinya Rajin dan lebih bermanfaat dalam kehidupan?

            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Rajin itu suka bekerja, sungguh-sungguh bekerja atau selalu berusaha giat. Definisi ini menggambarkan bahwa sifat ini merupakan sifat baik yang perlu selalu dikembangkan.

            Rajin merupakan suatu bagian dari etos kerja. Sebelum masuk ke sifat Rajin dibahas dulu sedikit mengenai etos kerja ini. Etos kerja merupakan etika atau sikap dalam bekerja. Etos dibentuk dari suatu kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai yang diyakininya. Etos kerja dapat menunjukkan karakter moral seseorang dan yang lebih luasnya lagi dimiliki oleh bangsa tertentu. Nilai-nilai yang terkait dengan etos kerja seperti rajin, displin, ulet, tekun dan lain sebagainya. Bagaimana nilai-nilai ini tercipta? Dalam perjalanan waktu, nilai- nilai etika awalnya tidak menonjol pada seseorang atau suatu bangsa namun kemudian menjadi menonjol karena nilai-nilai tersebut menjadi suatu kebiasaan, contohnya pada bangsa-bangsa atau negara maju seperti jepang, jerman, barat yang memiliki etika displin, bekerja keras, tepat waktu, ulet dan rajin yang merupakan respon mereka dalam bekerja dan kesehariannya. Bila kita ingin Negara Indonesia menjadi negara yang maju dan makmur tentunya sifat Rajin ini harus dijadikan sifat yang membudaya dalam setiap kehidupan warganya. Maka dari itu, sifat Rajin harus dibiasakan dari kecil dan dilestarikan dalam lingkungan keseharian.

Pendapat umum banyak yang memberi pengertian dan pandangan lain mengenai sifat Rajin ini.

“Anak yang Rajin itu bisa membantu teman dan orang tuanya tanpa disuruh. Selalu mempunyai inisiatif setiap melihat suatu masalah, memiliki empati kepada temannya, senang membantu setiap kesusahan orang lain.”

“Anak yang Rjin merupakan anak yang mampu memanfaatkan dan menggunakan waktu yang di miliki dengan tepat.”

“Anak yang Rajin itu Anak yang displin karena dapat mengerjakan tugasnya sebelum atau dengan tepat waktu.”

“Anak yang Rajin biasanya anak yang Mandiri karena tanpa disuruh dapat melakukan tugasnya.”

“Anak yang Rajin termasuk anak yang mampu meniru sifat baik dari orang tua atau lingkungannya”

“Anak yang Rajin itu tergantung sudut pandang dan nilai-nilai yang dianut orang tua, yang ada intinya bagaimana pengharapan orang tua terhadap anak.”

Rajin dapat di lihat dari berbagai sudut pandangan, tergantung dari harapan orang tua. Nilai-nilai ini yang harus di tularkan orang tua kepada anaknya.

Pengalaman adalah guru terbaik dalam mengajarkan anak. Anak diberi contoh mengenai sifat Rajin ini lebih dahulu. Setelah di contohkan lalu anak dibimbing melakukan dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri. Orang tua adalah Teladan. Contoh yang paling konkrit dan paling dekat dengan anak. Anak akan melihat dan meniru orang tuanya. Seperti membereskan tempat tidur setelah bangun. Anak akan melihat orang tuanya melakukan hal itu dan anak akan mengikuti. Kita tidak bisa mengharapkan anak akan tahu dengan sendiri apa yang harus dilakukannya dan cara yang paling efektif menularkan kebiasaan dengan memberi contoh dan melatihnya setiap hari. Sehingga menjadi pembiasaan dan konsistensi dalam rutinitas hidup.
          
        Dalam mendidiknya juga membutuhkan proses. Menggunakan filosofi kopi, meskipun kopi dilarutkan dengan gula dan air, namun tetap terasa kopinya bahkan bertambah manis dan harum. Mendidik anak bukan membuat duplikasi dari orang tuanya, dengan tidak menghilangkan sifat dan ciri anak yang sesungguhnya, orang tualah yang menambah manis sifat dan karakter anak. Sehingga anak tumbuh menjadi anak yang lebih bermanfaat.
      
        Ada 4 tahap yang dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam mendidik anak, yakni dengan mengatagorikan menurut usia. Cara mendidik anak dengan lebih hangat menjadi sahabat atau temannya. Yang utama lainnya adalah memillihkan lingkungan terutama anak yang sebagian besar waktunya dihabiskan di luar rumah seperti di sekolah, tempat les, atau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Penting berikutnya menanamkan nilai-nilai ketauhidan agar anak tidak saja pintar tapi juga memiliki kesadaran akan maksud hadirnya di dunia. Mengerti akan jatidirinya.

            Itulah mengapa penting sifat Rajin* dibiasakan dan di konsistenkan dalam kehidupannya ini. Bukan saja untuk keberhasilan anak namun juga keberhasilan suatu bangsa.

Demikianlah.  


Sumber gambar:www.anakvidoran.com



 sumber gambar: www.kaskus.co,id

2 komentar:

  1. bener mba, cara yang paling efektif adalah memberi contoh atau teladan bagi anak.

    BalasHapus
  2. lanjutkan menulisnya. nice naskah. semoga terbit dan best seller

    BalasHapus