“Ayah, kelihatannya mesin pompa tidak narik air nih,” teriak
umi yang telah berdiri disebelah mesin air yang terletak di belakang rumah. Badan
umi agak membungkuk, matanya memperhatikan mesin air yang tampak baik-baik
saja. “Coba dengarkan suaranya ni yah, tidak melengking seperti biasanya,” kata
umi yang masih membungkuk tapi kepalanya agak sedikit miring mendengarkan suara
mesin pompa air yang mengeram. Tampak ayah sudah ada di dekat umi,
berkata, ”Masa sih mi?, masih keluar kok airnya.”
*
“Umiiii, airnya kok kecil banget keluarnya?” teriakku dari dalam
kamar mandi. Sambil menyikat gigi, Kulihat air semakin sedikit keluar dari kran
yang ada diatas ember penampungan. Belum lagi sempat menyiramkan air ke badanku,
air didalam ember sudah habis. Beberapa saat aku hanya terdiam menunggu jawaban
dari umi. Aku tak tau apa yang terjadi diluar kamar mandi. Tiba-tiba aku
mendengar suara umi, “Iya zan, airnya tidak keluar nih!” teriak umi. “Ya, ampuunn..
kenapa mi?” tanyaku balik ke umi. Akhirnya aku memutuskan keluar dari kamar
mandi, aku sambar handuk yang tergantung di tembok dekat pintu kamar mandi dan
melilitkannya di seputar pinggangku.
*
“Kenapa mesin pompanya, mi?” tanyaku ketika sudah didekat
umi. Aku juga melihat ayahku di situ. “Ga tau, nyala mesinnya seperti biasa tapi
denger deh, suaranya berbeda,” katanya umi tanpa menoleh kepadaku dan terus memperhatikan
mesin pompa itu. “mmm.. mesin pompanya panas, zan tolong matikan dulu
listriknya,” suruh ayah kepadaku. “Coba ayah pancing, siapa tau bisa. Sepertinya
tidak ada masalah dengan mesin pompa hanya saja dia tidak bisa menarik air dari
sumur, jadi air ga keluar,” jelas ayah sambil menuangkan air kedalam lubang mesin
pompa yang sudah tidak mengeram lagi karena sudah dimatikan listriknya. “sudah,
coba nyalakan lagi zan,” perintah ayah. Mesin pompa kembali mengeram suaranya
tidak ada perubahan. Ayah mencoba memancingnya berulangkali. “ kok masih ga
bisa ya?” kata ayah masih sambil terus memancing mesin pompa itu.
*
“Waduuuh, jam berapa ini?” teriakku tersadar setelah
beberapa saat sebelumnya memperhatikan ayah memancing mesin pompa air. Sambil agak
berlari masuk kedalam rumah mencari jam dinding di tembok ruang meja makan, “ya
ampuuunn, umi dah jam setengah tujuh gimana ini?, aku belum mandi!” kataku setengah berteriak. Dari belakang terdengar suara
umi menjawab,” ya udah ga usah mandi, udah sikat gigikan?” “Haa ya sudahlah…
dari pada ga sekolah dan terlambat masuk,” gumamku sendiri sambil langsung
menuju ke kamar dan berganti dengan seragam putih biru. “Biar gak mandi
gantengku gak luntur,” senyumku sambil menyisir, memberikan sentuhan akhir pada
rambut lurusku. Selesai bersiap, langsung menyambar tas sekolah, salam tangan
ayah umi dan langsung berangkat sekolah.
**
Sumber gambar: www.buahatiku.com
#ODOP# Februari membara# hari ke 4
Kalo di awal kalimat langsung, huruf harus kapital.
BalasHapus" Pompa airnya kenapa,Mi?" Nama atau panggilan tetap kapital.
Mantab suratab!.. Trimakasih febie, kamu teliti sekali. :3
BalasHapusMantab suratab!.. Trimakasih febie, kamu teliti sekali. :3
BalasHapusAlternatif hemat sabun. :V
BalasHapusAlternatif hemat sabun. :V
BalasHapus