Saat menunggu ambil raport semesteran
timbullah perbincangan dengan para ibu-ibu. Bagaimana belajarnya alya bun?, Pasti
rajin ya?, Kayaknya dapet rangking lagi deh!, Kata muti, alya nilainya bagus
terus, alya les ya? Alya les apa aja bun?
Waduh ini pertanyaan
atau lagi diinterogasi nih? Pertanyaan panjang x lebar gini.
Sebagai orang tua pastinya bangga
kalau anaknya memiliki prestasi yang baik disekolah. Kenapa bangga? Ya hebatlah
anaknya kan pintar berarti orang tuanya juga pintar dong. Jadi bangga karena
anaknya dapat belajar dengan baik sehingga nilainya baik atau bangga karena
anaknya pintar keturunan dari orang tuanya? Hayoo
Tiap anak itu unik, mereka memiliki
jenis atau tipe cara belajar tersendiri. Coba perhatikan saat anak-anak
belajar. Ada yang sambil mendengarkan musik, ada yang membaca bacaannya
keras-keras, ada yang baca sambil tiduran kalau yang ini biasanya lima menit
baca sisanya tertidur (siapa nih?).
Ada tiga tipe cara belajar:
1 1. Visual
Mereka ini lebih memahami melalui apa yang mereka lihat. Mereka cenderung untuk duduk didepan agar dapat melihat dengan jelas ke papan tulis atau melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya. Lebih cepat belajar dengan menggunakan tampilan visual seperti diagram, grafik, tabel atau video. Mereka suka mencatat sampai detail.
Ciri-ciri tipe visual
-
Lebih
mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar.
-
Lebih
suka membaca daripada dibacakan dan pembaca yang cepat.
-
Lebih
suka seni gambar daripada musik.
-
Suka
berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar.
-
Biasanya
tidak terganggu dengan keributan.
2
2 2. Auditory
2 2. Auditory
Mereka lebih memahami melalui apa yang mereka dengar. Belajar dengan berdiskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan lebih disukai. Mereka dapat menghafal dengan membaca teks secara keras atau dengan mendengar kaset (pelajaran yang direkam)
Ciri-ciri tipe Auditory
-
Perhatiannya
mudah terpecah dan mudah terganggu dengan keributan.
-
Dapat
mengulangi kembali dan menirukan nada, perubahan dan warna suara.
-
Merasa
kesulitan untuk menulis dan lebih suka mengucapkan secara lisan.
-
Lebih
suka musik daripada seni gambar.
-
Biasanya
pembicara yang fasih.
3 3. Kinestetik
Mereka lebih
memahami melalui gerak, emosi dan sentuhan. Keinginan mereka sangat besar
dengan bereksplorasi. Tipe kinestetik menangkap informasi dengan mencobanya
sendiri setelah melihat apa yang dilakukan orang lain. Sentuhan dan rasa sangat
penting seperti pelajaran yang bersifat eksperimen dan study tour.
Ciri-ciri tipe kinestetik
-
Selalu
berorientasi dengan fisik dan banyak bergerak.
-
Menghafal
dengan cara melihat dan berjalan.
-
Menggunakan
isyarat tubuh.
-
Menyukai
permainan yang menyibukkan.
Dengan
mengenali cara belajar anak tentu kita dapat lebih memahami dan lebih mudah
mengarahkan anak. Bukan memaksa anak dengan cara belajar kita. Misalkan dalam
menerangkan matematika kepada anak visual hanya dengan hitungan di angan-angan
tidak diberikan contoh secara tertulis, tentunya pelajaran tidak akan maksimal
diterima si anak. Anak kinestetik saat menghafal dengan membaca teksnya
keras-keras sambil berjalan-jalan tapi kita suruh dengan duduk yang manis. Bisa
jadi tidak masuk hafalannya atau jadi kesulitan dalam menghafal. Atau si
auditory lebih bisa memahami dengan tanya jawab atau berdiskusi.
Bisa saja anak menggunakan semua tipe
tetapi tidak menonjol, namun salah satunya pasti ada yang paling cenderung. Dari
situ bisa kita optimalkan. Dan yang utamanya lagi adalah mengenai belajar cara
belajar. Belajar berarti menjadi guru bagi diri sendiri. Karena hampir semua
orang akan setuju bahwa belajar cara belajar itu penting. Pembelajaran selama
ini adalah berupa transfer pengetahuan saja. Dalam hal ujian, prestasi dan
nilai-nilai yang bagus menekankan pada materi semata tetapi tidak menimbulkan motivasi
dan rasa ingin tahu dalam mengetahui jawaban yang benar.
Pertanyaan “Apakah
yang kamu kerjakan?”, “Apa yang kamu pelajari?”, “Apa yang terjadi di kelas
hari ini?” mereka adalah orang tua yang menghargai belajar dan sangat peduli
dengan pengalaman belajar anak mereka. Sampai anak dewasa kelak, tentu dia akan
terus belajar. Belajar cara belajar adalah mempelajari proses-proses belajar dengan
tujuan menjadi guru bagi diri sendiri dan menjadi seseorang yang belajar dari
pengalaman hidupnya. Mempunyai anak yang
memiliki nilai yang baik dalam pelajarannya itu belum cukup bila anak tidak
memahami, tidak cukup merasa ingin tahu apa yang dipelajarinya. Maka ia hanya tahu
materi semata, tanpa makna.
Ingin menjadi orang tua yang
otoriter, suka mengontrol, terlalu menuntut atau menjadi orang tua yang lebih
menyenangkan sebagai rekan, teman, dan pendukung?
#ODOP#Februari membara#Hari Ke 11
Sumber gambar: www.vemale.com
Aku visual banget :D
BalasHapusHihi sama kita ^^
BalasHapusHihi sama kita ^^
BalasHapus