Jumat, 19 Februari 2016

PEKA DONG!

Posted by cuap-cuap ratih on 18.44 with No comments
Pembicaraan di grup ODOP hari ini cukup menggugah fikiran, saya terdiam menatap layar handphone membaca satu-persatu komentar yang masuk silih berganti seperti seorang ibu yang melihat anak-anaknya bermain ada rasa tenang tapi juga khawatir takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, apakah yang saya rasakan berbeda dengan yang mereka rasa tetapi akhirnya saya merasa lega ternyata teman-teman juga merasakan hal yang sama setelah mengikuti tantangan untuk menulis setiap hari.

Yaitu membuat saya dan teman-teman menjadi lebih peka. Tidak saja peristiwa besar, yang kecil-kecil juga tidak luput menjadi perhatian. Mereka berusaha menggali ide-ide yang unik, kadang dalam hati itu sedikit membuat saya iri, kepikiran ya teman-teman membuat tulisan dengan hal-hal itu. Bayangkan saja ada yang hanya dari melihat foto atau gambar bisa jadi cerpen yang bersambung berhari-hari, sandal, pelajaran kimia, binatang, lagu, bahkan dari cucian, dan banyak lagi.

Memang yang baru belajar menulis seperti saya ada juga, masih sering kehabisan stok ide. Masing-masing kita sebenarnya mengakui ada saja ide dikepala layaknya bintang yang bertaburan di langit saat malam yang cerah tapi sayang, sulit untuk meraihnya seperti menuliskan ide itu menjadi suatu tulisan yang menarik. Butuh waktu dan proses yang berkesinambungan hingga kami menjadi seorang pelari dalam perlombaan yang sudah melihat garis finish didepan mata, tidak ragu dan semakin bersemangat saat si ide menghampiri lalu menuangkannya dalam aksara. 

Selain harus banyak membaca sepertinya mengasah kepekaan menjadi kebutuhan dalam penulisan. Kepekaan yang dimaksud adalah kepedulian terhadap suatu hal. Kepekaan menyangkut berbagai kondisi. Kepekaan terhadap Tuhan, kepekaan terhadap manusia dan kepekaan terhadap lingkungan. Kepekaan bukanlah bakat dari lahir tetapi dapat dilatih. Seperti halnya anak-anak usia awal yang memiliki sifat egosentris, selalu berpusat kepada dirinya sendiri semakin berkurang karena semakin besar, hidup dalam suatu lingkungan, mulai dari tetangga, sekolah dan seterusnya. Masuk di dalam sebuah komunitas dan menyadari adanya orang lain.

Kepekaan kita itu merupakan seberapa peduli dalam menyikapi suatu keadaan. Bermula dari peristiwa-peristiwa yang kita alami dapatkah kita mengambil pelajaran kehidupan. Pada intinya adalah mengembangkan sikap empati. Kebaikan dari memiliki kepekaan ini adalah dapat berhati-hati dan berfikir panjang dalam bersikap, bertindak dan mengambil keputusan. Sedang kekurangannya adalah merasa ada suatu yang harus diperbaiki saat melihat hal yang tidak pada tempatnya, namun terkadang tidak dapat berbuat banyak. Maka sebagai penyaluran aspirasinya dapat dengan menuliskan apa yang menjadi kegundahannya.

Kelebihan dan kekurangannya tentu harus tetap kita syukuri, lebih baik mengolah kepekaannya itu untuk sesuatu yang positif dan menggunakannya untuk hal yang bijak bagi diri sendiri juga sesama.

Demikian

#ODOP# Februari Membara # lupa hari keberapa
sumber gambar : master-asia.blogspot.co.id
Categories: , ,

Related Posts:

  • SAPU JAGAT      Kalau saya bilang sudah mengerjakan tantangan mungkin tidak percaya karena tidak posting berarti hoax, saya sudah mengerjakannya dalam ruang imajinasi di otak kanan. Nah baru sekarang bisa saya tuliskan. … Read More
  • Percaya Pada Mimpimu Apa mimpimu? Mimpiku menjadi seorang penulis yang minimal bisa menghasilkan satu buku seumur hidup. Hanya segitu saja? Aku sih punya daftar apa yang ingin aku lakukan tapi yang satu itu pun saja belum terealisasi sampai hari… Read More
  • Menanti Senja Haruskah ku ucapkan selamat jalan? Telah kau curah api semangat membakar merahnya darah. Telah kau tempuh jalan kesakitan itu. Tetap bertahan. Masihkah kau sanggup? Menahan guncangan jantung dan deras hempasan angin p… Read More
  • CARA MUDAH DALAM MENULIS Hujan sudah mulai turun sejak siang dan hawa panas seakan melipir tergantikan udara yang sejuk. Di temani dedek tersayang kucoba menorehkan kata demi kata yang indah. Bukan sebagai aspirasi tetapi lebih syahdu rasanya bila a… Read More
  • RUMAH TANPA ATAP Saat ini aku tinggal di rumah orang tua. Pindah ke rumah ini waktu aku masih kecil. Yang di bangun setahun sebelum kita sekeluarga pindah pada tahun 1983. Rumah ini sudah cukup berumur, sekitar tiga puluh empat tahun usianya… Read More

0 komentar:

Posting Komentar