“Wahai
anakku, dirimu adalah amanah yang Allah berikan kepada kami dan suatu saat kami
pasti dimintai pertanggungjawabannya”.
Mensyukuri
kehadiranmu menjadikannya lengkap indah hidup kami. Dirimu tidak saja membawa
kegembiraan tapi juga membawa ujian. Allah mengijinkan kamu tinggal bersama kami
dengan syarat, kami harus membimbingmu menjadi hamba yang shaleh dan bisa
menjalani hidupmu sesuai fitrah yang lurus.
“Setiap
anak dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah) sampai lidahnya bisa berbicara. Kedua
orang tuanya lah yang menjadikan anak tersebut, Yahudi, Nasrani atau Majusi.”
(HR. al-Baihaqi dan ath-Thabrani)
Bahkan
diri kami sendiri terkadang lalai dan khilaf tapi dengan begitu lembutnya Allah
yang menyuruh dirimu untuk berbuat baik kepada kami, terutama kepadaku yang
telah mengandungmu selama sembilan bulan. Itu tak seberapa karena Allah memang menciptakan
begitu.
Karena kealfaan pikiranku terkadang perbuatan dan kata-kata yang ku
ucap sering menyakitimu, Maafkanlah!
Ibumu
ini hanya manusia biasa, namun akan kukatakan hal yang sama dengan yang Lukman katakan
kepada anaknya
“Hai
anakku, Janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (Qs. Lukman:13)
Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapanya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya
kepada-Kulah kembalimu (Qs. Lukman:14)
Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitahukan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Qs. Lukman:15)
“Hai
anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) sebesar biji sawi dan berada
dalam batu atau dilangit atau didalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui”. (Qs. Lukman:16)
“Hai
anakku, Dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu,
sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.
(Qs. Lukman:17)
Dan janganlah
kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Qs. Lukman:18)
Dan
Sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkan suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruknya suara ialah suara keledai. (Qs. Lukman:19)
“Selamatkanlah
kami ini dengan do'amu wahai anakku”.
Kami
tidak perduli apa pekerjaanmu asalkan halal, asalkan Allah Ridho. Tidak penting
kedudukanmu didunia. Yang terpenting di mata
Allah. Tak perlu kau pikirkan tinggal dimana kami saat tua itupun bila Allah
menghendaki kami masih tinggal bersamamu. Kami selalu bersyukur asalkan kamu
tetap menyayangi kami. Ketaatanmu pada Ilahi adalah arti keberadaan kami. Kami
tidak menuntutmu untuk balas budi karena Allah sudah menyiapkannya, tak perlu
khawatir. Tumbuh berkembanglah dalam iringan untaian dzikir padaNya.
Ingat
saja yang sudah kami katakan, bila kau lupa buka kembali Al quranmu dan lihatlah
juga apa yang telah Lukman katakan kepada anaknya.
Ini yang kami katakan untuk hari ini. Besok
kamu baca lagi ya.. Salam sayang dari
orang tuamu
#ODOP#Februari membara#Hiks..
nice mbak :)
BalasHapusTrimakasih Septian, udah mampir ^^
BalasHapus