Kamis, 04 Februari 2016

Gara-gara pompa air

Posted by cuap-cuap ratih on 17.37 with 5 comments
“Ayah, kelihatannya mesin pompa tidak narik air nih,” teriak umi yang telah berdiri disebelah mesin air yang terletak di belakang rumah. Badan umi agak membungkuk, matanya memperhatikan mesin air yang tampak baik-baik saja. “Coba dengarkan suaranya ni yah, tidak melengking seperti biasanya,” kata umi yang masih membungkuk tapi kepalanya agak sedikit miring mendengarkan suara mesin pompa air yang mengeram. Tampak ayah sudah ada di dekat umi, berkata, ”Masa sih mi?, masih keluar kok airnya.”

*

“Umiiii, airnya kok kecil banget keluarnya?” teriakku dari dalam kamar mandi. Sambil menyikat gigi, Kulihat air semakin sedikit keluar dari kran yang ada diatas ember penampungan. Belum lagi sempat menyiramkan air ke badanku, air didalam ember sudah habis. Beberapa saat aku hanya terdiam menunggu jawaban dari umi. Aku tak tau apa yang terjadi diluar kamar mandi. Tiba-tiba aku mendengar suara umi, “Iya zan, airnya tidak keluar nih!” teriak umi. “Ya, ampuunn.. kenapa mi?” tanyaku balik ke umi. Akhirnya aku memutuskan keluar dari kamar mandi, aku sambar handuk yang tergantung di tembok dekat pintu kamar mandi dan melilitkannya di seputar pinggangku.

*

“Kenapa mesin pompanya, mi?” tanyaku ketika sudah didekat umi. Aku juga melihat ayahku di situ. “Ga tau, nyala mesinnya seperti biasa tapi denger deh, suaranya berbeda,” katanya umi tanpa menoleh kepadaku dan terus memperhatikan mesin pompa itu. “mmm.. mesin pompanya panas, zan tolong matikan dulu listriknya,” suruh ayah kepadaku. “Coba ayah pancing, siapa tau bisa. Sepertinya tidak ada masalah dengan mesin pompa hanya saja dia tidak bisa menarik air dari sumur, jadi air ga keluar,” jelas ayah sambil menuangkan air kedalam lubang mesin pompa yang sudah tidak mengeram lagi karena sudah dimatikan listriknya. “sudah, coba nyalakan lagi zan,” perintah ayah. Mesin pompa kembali mengeram suaranya tidak ada perubahan. Ayah mencoba memancingnya berulangkali. “ kok masih ga bisa ya?” kata ayah masih sambil terus memancing mesin pompa itu.

*

“Waduuuh, jam berapa ini?” teriakku tersadar setelah beberapa saat sebelumnya memperhatikan ayah memancing mesin pompa air. Sambil agak berlari masuk kedalam rumah mencari jam dinding di tembok ruang meja makan, “ya ampuuunn, umi dah jam setengah tujuh gimana ini?, aku belum mandi!” kataku  setengah berteriak. Dari belakang terdengar suara umi menjawab,” ya udah ga usah mandi, udah sikat gigikan?” “Haa ya sudahlah… dari pada ga sekolah dan terlambat masuk,” gumamku sendiri sambil langsung menuju ke kamar dan berganti dengan seragam putih biru. “Biar gak mandi gantengku gak luntur,” senyumku sambil menyisir, memberikan sentuhan akhir pada rambut lurusku. Selesai bersiap, langsung menyambar tas sekolah, salam tangan ayah umi dan langsung berangkat sekolah.

**
Sumber gambar: www.buahatiku.com

#cara lain menghemat air#wkwkwk terjadi di pagi ini.   

#ODOP# Februari membara# hari ke 4
Categories: ,

Related Posts:

  • CARA MUDAH DALAM MENULIS Hujan sudah mulai turun sejak siang dan hawa panas seakan melipir tergantikan udara yang sejuk. Di temani dedek tersayang kucoba menorehkan kata demi kata yang indah. Bukan sebagai aspirasi tetapi lebih syahdu rasanya bila a… Read More
  • Analogi Saat ku Tantangan minggu ini mengenai analogi. Apakah itu? Rasanya baru dengar. Menurut KBBI Analogi adalah persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan. Menganalogikan dapat diartikan membuat sesuatu yang bar… Read More
  • Untuk Hari Ini “Wahai anakku, dirimu adalah amanah yang Allah berikan kepada kami dan suatu saat kami pasti dimintai pertanggungjawabannya”. Mensyukuri kehadiranmu menjadikannya lengkap indah hidup kami. Dirimu tidak saja membawa kege… Read More
  • PEKA DONG! Pembicaraan di grup ODOP hari ini cukup menggugah fikiran, saya terdiam menatap layar handphone membaca satu-persatu komentar yang masuk silih berganti seperti seorang ibu yang melihat anak-anaknya bermain ada rasa tenang ta… Read More
  • LGBT BUKAN TAKDIR (Pelangi yang tak indah) Tak pandai berargumentasi dengan para pro LGBT. Semakin tersudut tapi semakin hebat. Di caci mati-matian tapi semakin membumbung tinggi meminta azab. Apakah mata hatimu menjadi gelap? kau merasa itu takdir dengan lagak… Read More

5 komentar:

  1. Kalo di awal kalimat langsung, huruf harus kapital.
    " Pompa airnya kenapa,Mi?" Nama atau panggilan tetap kapital.

    BalasHapus
  2. Mantab suratab!.. Trimakasih febie, kamu teliti sekali. :3

    BalasHapus
  3. Mantab suratab!.. Trimakasih febie, kamu teliti sekali. :3

    BalasHapus