Ceritanya saya dulu pernah ditanya seorang pemuda yang belum
terlalu lama saya kenal. Di awali pada saat saya masih kuliah jurusan Ekonomi tingkat
3 yang juga sedang mengikuti kursus singkat mengenai perbankan shariah untuk menambah
wawasan dan kapasitas kemampuan saya. Pemuda itu juga seorang mahasiswa dan
berprofesi sebagai reporter lepas di kampusnya. Ditugasilah dia untuk mencari berita dan
disanalah kami bertemu.
Adalah wawancara yang dia lakukan termasuk saya sebagai
peserta kursus dan herannya saya juga dimintai tolong untuk menulis artikel lepas,
mengisi salah satu rubrik dalam koran kampusnya dengan tema bebas. Kami bertemu
beberapa kali dengan tujuan membahas artikel yang saya tulis dan ulasan yang
dia buat untuk koran kampusnya mengenai perbankan shariah. Juga saat membahas
budidaya jamur tiram yang dilakukan oleh pemuda itu sebagai sampingan cari uang saku
tambahan.
Sekali lagi kami bertemu, masih di tempat kursus saya. Dia
menyerahkan koran kampusnya yang sudah terbit. Saya melihat, tulisan saya ada
di koran itu walaupun masih sebatas koran kampus tapi sudah membuat saya senang
sekali. Sebelum kami berpisah, dia sempat berkata dengan wajah dan sikap yang
serius. Saya diam dan mendengarkan penjelasannya, “Ra, Aku mau serius sama
kamu, kalau kamu juga serius, Kita kerja sama yuk?” Respon saya, masih diam,
saya mencoba mencerna arti dari pembicaraannya. saya ni masih bodoh atau polos ya,
kayaknya beda tipis karena saya tidak faham bagian “kita kerja sama yuk?”,
kerja sama apa? Kok kerja sama? dalam
hati saya.
5 tahun yang lalu pertanyaan pemuda itu sudah saya jawab. Paling
tidak, saya mengerti pada bagian keinginannya untuk serius dengan saya. Hari
ini saya mendengar seorang psikolog yang sedang berdialog di tv, mengatakan
pernikahan itu adalah suatu kerja sama. Karena tidak ada satupun didunia ini
pasangan yang benar-benar cocok, yang ada adalah saling bekerja sama untuk
menciptakan keluarga yang diinginkan. Maka carilah yang mau bekerja sama. Nah!...
Barulah saya teringat pada pemuda yang pernah menanyakan hal ini kepada saya.
Ooo Begitu maksud pembicaraannya dulu, ternyata lebih serius dari yang saya
duga. Ternyata pemuda itu lebih dewasa pemikirannya dari saya.
Pernyataan itu menurut saya ada benarnya. orang tua saya
juga turut membuktikan itu. Bertengkar? pastinya, Sering? Iya juga, kadang
kecil kadang besar. Apakah mereka cocok? Tidak tahu tapi akhirnya mereka tetap
bersama selama 37 tahun sampai ajal memisahkan keduanya. Ibu saya telah menghadap Allah
terlebih dahulu empat tahun yang lalu. Tapi kalau dikatakan tidak cocok, apa
namanya?
#yukkk #hehehehe..
#OnedayOnepost#Hari 14
Masih menunggu siapa yang mau ngajak kerja sama :))))))
BalasHapusSemoga ada yang mau bekerja sama
BalasHapusInshaallah nurul, akan datang pada waktunya ^^
BalasHapusIih desi..Ada doonkk, mau nunggu atau cari? Yukkk
BalasHapusJadi sekarang sudah bekerja samakah dengan pemuda itu? Hihih
BalasHapushihi yang ngajak kerja sama beda orang, mgkn jodohnya yg lain. ^^
BalasHapus