Senin, 15 Februari 2016

Cara Mengajar Anak

Posted by cuap-cuap ratih on 18.14 with 3 comments
Saat menunggu ambil raport semesteran timbullah perbincangan dengan para ibu-ibu. Bagaimana belajarnya alya bun?, Pasti rajin ya?, Kayaknya dapet rangking lagi deh!, Kata muti, alya nilainya bagus terus, alya les ya? Alya les apa aja bun?

Waduh ini pertanyaan atau lagi diinterogasi nih? Pertanyaan panjang x lebar gini.

Sebagai orang tua pastinya bangga kalau anaknya memiliki prestasi yang baik disekolah. Kenapa bangga? Ya hebatlah anaknya kan pintar berarti orang tuanya juga pintar dong. Jadi bangga karena anaknya dapat belajar dengan baik sehingga nilainya baik atau bangga karena anaknya pintar keturunan dari orang tuanya? Hayoo

Tiap anak itu unik, mereka memiliki jenis atau tipe cara belajar tersendiri. Coba perhatikan saat anak-anak belajar. Ada yang sambil mendengarkan musik, ada yang membaca bacaannya keras-keras, ada yang baca sambil tiduran kalau yang ini biasanya lima menit baca sisanya tertidur (siapa nih?).

Ada tiga tipe cara belajar:

1    1. Visual

Mereka ini lebih memahami melalui apa yang mereka lihat. Mereka cenderung untuk duduk didepan agar dapat melihat dengan jelas ke papan tulis atau melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya. Lebih cepat belajar dengan menggunakan tampilan visual seperti diagram, grafik, tabel atau video. Mereka suka mencatat sampai detail.
Ciri-ciri tipe visual
-          Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar.
-          Lebih suka membaca daripada dibacakan dan pembaca yang cepat.
-          Lebih suka seni gambar daripada musik.
-          Suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar.
-          Biasanya tidak terganggu dengan keributan.
2    
2    2. Auditory

Mereka lebih memahami melalui apa yang mereka dengar. Belajar dengan berdiskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan lebih disukai. Mereka dapat menghafal dengan membaca teks secara keras atau dengan mendengar kaset (pelajaran yang direkam)
Ciri-ciri tipe Auditory
-          Perhatiannya mudah terpecah dan mudah terganggu dengan keributan.
-          Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, perubahan dan warna suara.
-          Merasa kesulitan untuk menulis dan lebih suka mengucapkan secara lisan.
-          Lebih suka musik daripada seni gambar.
-          Biasanya pembicara yang fasih.

3    3. Kinestetik

Mereka lebih memahami melalui gerak, emosi dan sentuhan. Keinginan mereka sangat besar dengan bereksplorasi. Tipe kinestetik menangkap informasi dengan mencobanya sendiri setelah melihat apa yang dilakukan orang lain. Sentuhan dan rasa sangat penting seperti pelajaran yang bersifat eksperimen dan study tour.
Ciri-ciri tipe kinestetik
-          Selalu berorientasi dengan fisik dan banyak bergerak.
-          Menghafal dengan cara melihat dan berjalan.
-          Menggunakan isyarat tubuh.
-          Menyukai permainan yang menyibukkan.

Dengan mengenali cara belajar anak tentu kita dapat lebih memahami dan lebih mudah mengarahkan anak. Bukan memaksa anak dengan cara belajar kita. Misalkan dalam menerangkan matematika kepada anak visual hanya dengan hitungan di angan-angan tidak diberikan contoh secara tertulis, tentunya pelajaran tidak akan maksimal diterima si anak. Anak kinestetik saat menghafal dengan membaca teksnya keras-keras sambil berjalan-jalan tapi kita suruh dengan duduk yang manis. Bisa jadi tidak masuk hafalannya atau jadi kesulitan dalam menghafal. Atau si auditory lebih bisa memahami dengan tanya jawab atau berdiskusi.

           Bisa saja anak menggunakan semua tipe tetapi tidak menonjol, namun salah satunya pasti ada yang paling cenderung. Dari situ bisa kita optimalkan. Dan yang utamanya lagi adalah mengenai belajar cara belajar. Belajar berarti menjadi guru bagi diri sendiri. Karena hampir semua orang akan setuju bahwa belajar cara belajar itu penting. Pembelajaran selama ini adalah berupa transfer pengetahuan saja. Dalam hal ujian, prestasi dan nilai-nilai yang bagus menekankan pada materi semata tetapi tidak menimbulkan motivasi dan rasa ingin tahu dalam mengetahui jawaban yang benar. 

            Pertanyaan “Apakah yang kamu kerjakan?”, “Apa yang kamu pelajari?”, “Apa yang terjadi di kelas hari ini?” mereka adalah orang tua yang menghargai belajar dan sangat peduli dengan pengalaman belajar anak mereka. Sampai anak dewasa kelak, tentu dia akan terus belajar. Belajar cara belajar adalah mempelajari proses-proses belajar dengan tujuan menjadi guru bagi diri sendiri dan menjadi seseorang yang belajar dari pengalaman hidupnya.  Mempunyai anak yang memiliki nilai yang baik dalam pelajarannya itu belum cukup bila anak tidak memahami, tidak cukup merasa ingin tahu apa yang dipelajarinya. Maka ia hanya tahu materi semata, tanpa makna.


Ingin menjadi orang tua yang otoriter, suka mengontrol, terlalu menuntut atau menjadi orang tua yang lebih menyenangkan sebagai rekan, teman, dan pendukung?


#ODOP#Februari membara#Hari Ke 11

Sumber gambar: www.vemale.com


3 komentar: