Kalau seperti cerita di bawah
termasuk flashfiction bukan sih?
Lagi Di Jalan
Jam menunjukkan jam 4 sore, menunggu teman-teman belum ada
yang datang. Masa menunggu sendirian begini pikiranku. Aku telpon saja salah
satu dari mereka. Ijul yang rumahnya dekat juga belum kelihatan batang
hidungnya.
Aku : hallo ijul, loe belum jalan? Gw dah sampe. Masak nunggu
sendirian gini.
Ijul : Iya udah ga papa, pesen makan aja dulu. Gw pesenin es
kelapa muda ya.
Aku : emang loe dimana sih? Loe dah OTW kan? Penasaran gw. Cepetan
kesini!
Ijul : Engga bro
Aku : lhah loe dimana sekarang?
Ijul : Gw LDJ nih!
Aku : haa LDJ?
Ijul : iya sabar bro, Gw Lagi Di Jalan nih!
Aku : Gubraakk, ngiikkk *&%$#@%^*!
***
Pandangan Mata
“Astagfirullah itu laki-laki kenapa melihat
kesini terus ya? Bukan maksudnya Geer tapi kok sampai segitunya sih?” gumamku
dalam hati. Penampilannya lumayan mempesona. Rambut hitam belahan pinggir, wajahnya
juga menawan tapi memang ada sedikit bekas luka yang lurus memanjang dari dahi kiri
melewati mata dan berakhir di dekat tulang pipi. Seperti preman-preman gitu,
hanya saja wajahnya tidak garang. Dia duduk berhadapan dengan ku tetapi
terhalang beberapa orang yang duduk juga dalam ruang tunggu rumah sakit ini.
Eh mulutnya bergerak-gerak seperti ingin
mengatakan sesuatu. Aku berusaha menangkap apa yang dikatakannya dengan
memicingkan mata. Tetap tidak tertangkap jelas. “kemana? Dari mana? Mau apa?
Iih dia ngomong apa sih? Ngomong sama aku?” sambil celingak celinguk siapa tau ada orang lain yang diajak bicara. Tapi
wajahnya itu melihat lurus kearah sini. Ku condongkan badanku kedepan dan
hampir berdiri, tetiba lelaki yang disebelahnya menarik lengan pemuda itu. Lalu
iapun ikut berdiri, wajahnya masih berusaha menyampaikan pesan menatap lurus kearahku.
Dan lelaki itu menuntunnya ke poli psikiater.
***
0 komentar:
Posting Komentar