“ih kamu baik
banget sih tapi sayang…..”
“Kamu udah bener
tapi masih kurang”
“Sikap kamu itu
jadi dambaan setiap wanita tapi aku sukanya sama yang lain”
beuuh pasti sakit yaa.. karena yang
nyangkut dalam alam pikiran kita adalah kalimat sesudah kata “tapi” ya tidak? Mau
kita baik, mau kita itu benar atau jadi dambaan setiap wanita eh, seakan hilang
secepat pisang yang baru digoreng masuk dalam perut, makyees gitu.
KBBI juga mendefinisikan kata tapi sebagai
kata penghubung intrakalimat untuk menyatakan hal yang bertentangan atau tidak
selaras. Dan sedihnya orang lebih berfokus kepada hal yang negatif dari pada
yang positifnya. Kok jadi satir nih, tapi benarkan?
Sebagai ibu, saya juga merasa sering
banyak menggunakan kata “Tapi” ini.
“mak, aye dah buang sampah ye” gitu
kata my boy. Emaknya jawab,”iye, tapi besok-besok buang sendiri dong ga perlu
emak nyuruh-nyuruh dulu”
kalau begini kalimat negatif atau
kalimat positif? Survei akan membuktikan dengan lihat tuh my boy kalau buang
sampah secara kesadaran atau bakal disuruh lagi. Tunggu ya, nanti saya kasih
tahu jawabannya.
Beda tidak dengan jawaban yang
begini: “Alhamdulillah anak emak super baik dan rajin, terima kasih ya sudah
mau buang sampah.” Tanpa kata “tapi” bagaimana hasilnya ya?
Sabtu kemarin, saya benar-benar
meluangkan waktu untuk diri saya sendiri yang dari hari senin sampai jumat udah
rempong aja bawaannya urusan rumah. Dari melihat bang usyup dan membaca di mbah
google saya menemukan satu kata eh dua sih, tapi mau cerita satu aja kata “tapi”
ini.
ternyata yang menjadi fokus dalam
pikiran kita adalah kalimat sesudahnya. Tapi sayang…, tapi masih kurang, tapi
aku sukanya sama yang lain atau seperti jawaban emak diatas karena ada kata “tapi”
dan semua berlawanan atau tidak selaras dengan kalimat sebelumnya. Kalimat
sebelumnya bermakna positif maka kalimat setelah kata “tapi” menjadi kalimat
negatif dan inilah yang masuk dalam alam pikiran kita. Seberapa bahaya kalau
setiap saat yang didengar adalah kalimat bermakna negatif, bisa-bisa kita juga
pikirannya jadi negatif terus.
Masih tugas saya sebagai ibu, dari
itu saya harus lebih berhati-hati saat berbicara kalau tidak, salah-salah bisa
kalimat negatif terus yang saya ucapkan.
Menjawab pertanyaan diatas mengenai
kisah my boy, ternyata sampai sekarangpun kalau buang sampah masih harus
diingatkan lebih dahulu. Kenyataan yang ada membuat saya menelan pil pahit
karena kalau pil manis namanya permen berbentuk pil yah. Kalimat setelah kata “tapi” dalam
percakapan kami ternyata bermakna negatif.
Jadi PR buat saya nih menyusun
kalimat yang bermakna positif. Kalau kalimatnya seperti “Biar kamu kalau buang
sampah harus sering diingatkan tapi
emak bangga deh sama kamu, kamu anak yang rajin”. Mudah-mudahan yang tertanam
dalam alam pikirannya hanya kalimat yang bermakna positif.
Kata “Tapi” dapat membuat kalimat
menjadi makna positif dan negatif, tergantung bagaimana mengolahnya. Ajaib ya!
"Sayang aku gak mau jadi pacar kamu, tapi maunya jadi istri kamu."
BalasHapusKalau yg ini maknanya gimana Mbak? 😁
kalau jadi istri itu positif berarti jadi pacar itu negatif. aye doakan hanya kalimat positif yang masuk dalam alam bawah sadarnya. ^V^ dan bisa segera terealisasi. Aamiin...
HapusHarus hati-hati nih menggunakan kata 'tapi', biar tidak gagal paham hehe
BalasHapus