Sabtu, 03 Juni 2017

27 Hanya Sekali

Posted by cuap-cuap ratih on 21.39 with 3 comments
Pagi-pagi, kami sudah nongkrong di warteg Umi tidak jauh dari Kantor Kesehatan Pelabuhan yang ada di Halim Perdana Kusuma, cari sarapan.
“Bang kalau bisa kembali di masa lalu, saat umur 27 tahun apa yang pingin dilakukan?”
“Mmmm… kenapa?”
“Ga papa, tanya aja.”
Iseng banget orang lagi makan ditanya sesuatu yang tidak ada ujung pangkalnya. Salahnya sendiri tidak mendapat jawaban yang jelas, malah balik ditanya. Tenyata pertanyaan sambil lalu itu tidak berefek apapun nyatanya nasi beserta teman-temannya tetap dimakan sampai habis, kirain bakal kepikiran gitu. Sarapan apa lapar bang?

Kalau bilang ada 27 impian yang ingin aku wujudkan kamu percaya ga? Kenapa harus 27? Ada apa dengan angka 27? Keramat ya? Kamu tau, itu terdiri dari angka 2 dan 7 jika ditambah menjadi Sembilan yakan? Hubungannya dengan 27 impian? Sama sekali tidak ada! Hanya saja 27 itu angka yang indah, betul?

Banyak manusia berusaha menjalani usianya dengan biasa saja, aku salah satunya. Karena kalau kebanyakan gaya, ribet hidup lo! Begitulah rata-rata orang berkata. Maka hidup bagiku hanyalah rutinitas semata. Bernafas, makan, tidur dan buang air. Dulu begitu pikirku, ternyata itu tidak membahagiakan, lalu mengapa tidak menjadikannya luar biasa? Tidak perlu membandingkan dengan hidup orang lain juga sih. Cukup bahwa hidup kita adalah “milik kita” dan itu hal yang luas biasa.

27 pada usia hanya aku lewati satu kali, sekarang sudah 27 plus sedikit masih diberi nafas untuk berada didunia ini. Pikirkan yang positifnya aja, Alhamdulillah. Kembali ke usia 27, aku tidak menyesal dengan apa yang sudah menjadi jalan hidupku banyak bersyukur malah. Diusia itu aku telah berkeluarga dan memiliki satu anak, suami yang mengasihi meskipun aku tidak memiliki jenjang karir.

Aku hanya bisa berharap dapat menjalaninya dengan lebih ikhlas, lebih bersungguh-sungguh dan lebih baik. Menemukan apa yang terpenting dalam hidup di dunia ini. Tersadar apa yang dialami adalah bekal untuk menjalani hidup setelahnya. Tidak menyesal merupakan bentuk rasa syukurku. Sekarangpun masih banyak cita-cita yang ingin diwujudkan. So what? Boleh ajakan?

“Karena hidup terus berjalan saat kita rencanakan ataupun tidak, maka lakukanlah yang terbaik” -RDK-



#teruntuk teman yang tinggal nun jauh disana Sabrina Anggraeini Lasama, meski terbentang jarak teriring doa yang terbaik dariku 😊 kiss 'n hug.

Related Posts:

  • Tips Hemat dari Emak #1  Budget Jajan “Kring..kring..kring..kring” Terdengar suara bel Sepedanya tukang somay dari kejauhan. Niat hati mau panggil abangnya untuk mampir ke rumah barang sebentar. Membayangkan tahu, kentang, pangsit, somay,… Read More
  • Ada Apa dengan Bulan Maret 2016 Ini sudah memasuki pertengahan bulan maret atau bisa dibilang minggu ketiga di bulan ini. Apa yang sedang kamu rasakan? Dingin karena hujan. Gejala alam menunjukkan bulan maret masih dalam musim penghujan, bahkan menurut… Read More
  • SAPU JAGAT      Kalau saya bilang sudah mengerjakan tantangan mungkin tidak percaya karena tidak posting berarti hoax, saya sudah mengerjakannya dalam ruang imajinasi di otak kanan. Nah baru sekarang bisa saya tuliskan. … Read More
  • Keluarga Super Rajin        Dari kecil kita selalu diingatkan untuk selalu menjadi anak yang rajin apapun yang kita lakukakan. Dalam hal belajar maka muncul slogan “Rajin pangkal Pandai” karena, bila kita pandai diharapkan na… Read More
  • Percaya Pada Mimpimu Apa mimpimu? Mimpiku menjadi seorang penulis yang minimal bisa menghasilkan satu buku seumur hidup. Hanya segitu saja? Aku sih punya daftar apa yang ingin aku lakukan tapi yang satu itu pun saja belum terealisasi sampai hari… Read More

3 komentar:

  1. Ihklas ikhlas ikhlas itu kuncinya.

    BalasHapus
  2. Ih betuull banget.. ditambah tawakal, hidup menjadi indah karena tidak merasa dibebankan.

    BalasHapus
  3. Ih betuull banget.. ditambah tawakal, hidup menjadi indah karena tidak merasa dibebankan.

    BalasHapus