Mungkin banyak orang yang akan
bilang aku bodoh. Tidak apa karena mungkin aku memang seperti itu. Berulang kali
kau hanya memberiku harapan palsu, Nam. Tidak terhitung banyaknya dan aku selalu
percaya padamu. Aku membiarkan diriku selalu kau tipu. Mungkin kau disana akan tertawa
terbahak-bahak ya? Mentertawakan kebodohanku. Entahlah mengapa aku selalu
begitu. Apakah aku kau guna-guna sehingga tidak ada pikiran buruk sedikitpun kepadamu.
Sudah lama tak bersua dan kau
menghubungiku lagi. Ada hal yang ingin kau lakukan dan ingin aku turut terlibat
didalamnya. Juga sekali lagi aku tidak bisa menolakmu. Kau bawa lagi harapan
yang memang aku impikan. Cukup beranikah aku untuk tidak mempercayaimu lagi?
Hatiku tidak bisa berburuk sangka
padamu, nam. Mana yang harus ku percaya, akankah itu otakku yang mengatakan aku
bodoh selalu saja bisa tertipu, karena apapun yang diucapkanmu belum ada yang
terjadi dan menjadi kenyataan secuilpun atau hatiku yang cukup bodoh membiarkan
hal itu terjadi? Aku sangat tidak mengerti.
Apa yang telah kau lakukan padaku,
Nam? Kau tak menipuku? Yang benar saja! Lalu apa namanya setiap kali berjanji
akan bertemu tapi kau tidak pernah datang. Kau memang menghubungiku sebelumnya
bilang kalau kau tidak bisa datang karena terjadi sesuatu yang memang
membutuhkanmu dan tidak bisa ditinggal, tapi itu hanya selang beberapa menit sebelum
kita bertemu. Dan aku sudah menggagalkan semua rencanaku hari itu. Menyebalkan!
Tidak! Aku tidak cinta padamu,
untuk sayang pun belum. Dalam malam aku berdoa, Tuhan aku hanya berharap Kau
menghukumnya dengan menjaga aku untuk tidak lagi tertipu olehnya. Setiap kali
aku memohon petunjukMu, aku tidak berkuasa atas apa rencanaMu.
Adalah keberuntunganmu bertemu
dengan aku. Semoga Allah melimpahkan karuniaNya untukku hanya itu yang selalu
menguatkan aku. Toh harta dan seluruh isi dunia ini hanya milikNya bukan
milikku. Aku hanya dititipi, pasti nantinya Tuhan akan mengambilnya. Kalaupun
lantas aku tertipu olehmu, ambil saja! Kau meringankan bebanku, aku tidak harus
mempertanggungjawabkannya. Karena hal itu akan berpindah ke pundakmu. Kalau dipikir-pikir
harusnya aku senang dengan tertipu olehmu ya. Aha! ternyata seperti itu. Hihi tambah
ringan hatiku.
Ternyata aku tidak bodoh-bodoh amat
ya, ah senangnya. Hidup hanya sekali tidak usah terlalu baper, biar awet muda.
D4:09 AM
0 komentar:
Posting Komentar