Saat ini aku tinggal di rumah orang
tua. Pindah ke rumah ini waktu aku masih kecil. Yang di bangun setahun sebelum
kita sekeluarga pindah pada tahun 1983. Rumah ini sudah cukup berumur, sekitar
tiga puluh empat tahun usianya sekarang.
Berawal dari ingin mengganti kusen
pintu yang sudah patah bagian bawahnya karena lapuk dimakan rayap, merubah
letak tangga tapi akhirnya harus membongkar seluruh atap rumah yang sebagian
besar terbuat dari kayu. Seperti diberitahu untuk mengganti atap rumah ini,
plafon di beberapa ruang turun sehingga menarik perhatian kami, karena
posisinya yang tidak pada tempatnya kemudian kami coba memeriksa mengapa
demikian dan akhirnya kami mengetahui ternyata hal tersebut terjadi karena
kuda-kuda yang di gunakan untuk menyangga genting sudah patah dan mendorong
plafon dibawahnya. Pengecekan pun berlanjut dan patahan kayu kuda-kuda tidak
hanya disatu titik saja tetapi ada beberapa kayu juga yang patah dan lapuk
karena kayu tinggal kulitnya saja.
Dan akhirnya mau tidak mau, siap
tidak siap harus mengganti atap rumah keseluruhan. Walau dihadapkan dengan
cuaca yang masih sering turun hujan dan tentunya dana yang pas-pasan,
penggantian atap tetap harus dilakukan. Tiga hari untuk menurunkan genting dan
alhamdulillah tidak turun hujan malah cenderung panas. Dua hari ini pasang atap
baja ringan dan tiga hari kemudian pasang genting lagi. Belum selesai sampai
disitu, karena plafon banyak yang rusak dan lapuk akhirnya harus menggantinya
juga. Butuh waktu lagi.
Bagaimana rasanya tinggal di rumah
tanpa atap? Yang dirasakan adalah penuh dengan kekhawatiran, khawatir
kehujanan, kepanasan tentunya, belum lagi angin dan debu. Membuat rumah yang nyaman itu membutuhkan
perjuangan dan pengorbanan. Itu yang
secara fisiknya. Hal yang tidak berbeda jauh saat membangun rumah tangga. Harus
dengan kesadaran bahwa hal itu tidaklah mudah. Hal yang terkadang membuat sesak
di dalam rumah tangga biasanya kurang rasa penerimaan. Kurang terima kekurangan
atau kelebihan suami, anak-anak, keluarga besar dan seterusnya. Dengan
penerimaan kondisi yang ada secara tidak langsung, ternyata kita sudah
mensyukuri apa yang memang telah diberikan kepada kita. Baik buruk memang hal
yang harus dilalui agar kita mengambil pelajaran. Dengan yang buruk kita dapat
merasakan yang baik. Dengan kekurangan kita dapat mengetahui kelebihan. Sehingga
rumah tangga yang nyaman dapat kita ciptakan karena kita tahu kondisi yang
tidak nyaman.
#Udah Gitu aja#semoga hari ini lancar dan segera punya
atap lagi
Sumber gambar : Milik Pribadi
Aamiin, semoga tidak khawatir lagi, ya Mba.
BalasHapus