Apa mimpimu? Mimpiku menjadi seorang penulis yang minimal bisa
menghasilkan satu buku seumur hidup. Hanya segitu saja? Aku sih punya daftar
apa yang ingin aku lakukan tapi yang satu itu pun saja belum terealisasi sampai
hari ini. Masih terus diusahakan.
Pernah aku mendapat pertanyaan dari seorang kawan, “Hai pa kabar? Gimana progres nulisnya?” jawabku,”
Alhamdulillah baik, masih nulis setiap hari inshaallah.” Aku tentunya senang
bila di dukungan keluarga, saudara juga teman-teman. Atau salah satu dari itu
dalam prosesku untuk berkembang menjadi seperti apa yang aku cita-citakan. Apakah
itu mutlak? Mungkin tidak yang penting Allah mendukung.
Apakah tulisanku berguna? Ya tentu saja minimal untuk diriku sendiri.
Menulis itu buat aku sama dengan cinta dan buang angin, tidak bisa di tahan.
Karena itu aku memilih menulis setiap hari (menulislah!). Biarpun hanya tulisan
keseharian yang tidak penting menurut orang lain, tapi tahukah bahwa hikmah hidup didapat dari
keseharian kita dan hal itu kadang tidak terekam kalau kita tidak menuliskannya.
Bukankah kita jadi tahu bagaimana pemikiran R.A Kartini kala itu dari catatan
hariannya, surat-surat yang di tulis kepada temannya. Apakah itu hal yang remeh?
Mana tahu itu akan menjadi catatan penting saat kita sudah tiada. Hahh hanya
dapat menghela nafas terima saja kalau ada yang bilang tulisan kita itu biasa
saja. Trus masalah buat lo?! Hihi lupakan.
Maka kalau tidak menulis aku akan merasa ada yang mengganjal, serasa
dikejar oleh sesuatu karena belum posting, terngiang belum nulis.. belum
nulis.. oleh suara gaib mungkin itu suara hati ya entahlah jadi merinding
setiap belum nulis. Apalagi sampai sekarang masih ikut grup ODOP, Special
Request buat bang syaiha untuk tetap mempertahankan grup ini forever. Hiks jadi
baper.. (Baca Efek ODOP) padahal ingin tulisan motivasi ceritanya.
Begitu banyak suara negative yang kita dengar. Sudah sekian lama, belum
juga tercapai cita-citanya lalu timbullah keraguan. Padahal sudah menuliskannya
dan berusaha keras untuk itu. Seperti aku yang sudah menuliskannya dalam buku
impian, dalam hati, dalam pikiran sampai mencatatnya di blog ini, di media
sosial, mengatakan kalau aku ingin menjadi penulis, ingin menghasilkan buku. Mungkin
kamu juga pernah merasakan itu? Tapi masih belum juga berhasil. Ada Tips ke 4 dari Hendra hilman “if you persue
and continue to persue your dreams, its mean you BELIEVE IN your dreams you
will get what you’ve dreamed on. Artinya jika kamu mengejar dan terus
megejar mimpimu, itu artinya kamu percaya
pada mimpimu, kamu akan mendapatkan apa yang kamu impikan. Mungkin kita
belum membayangkan mimpi kita menjadi nyata. Bahasa kekiniannya menghayati
mimpi dengan hati. Belum ada kepercayaan dan keyakinan pada mimpi kita bahwa
semua itu dapat berhasil. Seperti kata Hendra Hilman “Goal tanpa penghayatan akan kering hasilnya. Jadi kita rasakan dan bayangkan
secara emosional, bagaimana rasanya jika impian tersebut tercapai?”
Mari bersama-sama kita membayangkan saat kita berhasil dengan apa yang
kita impikan. Perasaan yang muncul saat mencapainya. Gambaran kesenangan yang
kita rasa, betapa bangganya kita, mungkin juga keluarga bahkan teman-teman yang
mendukung kita, memberikan efek positive dari apa yang sudah kita lakukan. Bayangkan
wajah mereka tersenyum dan bahagia. Tepukan bangga di punggung dari orang tua. Menghilangkan
senyum sinis dari wajah orang yang tidak menganggap kita. Tentu banyak tujuan
yang ingin dicapai dengan impian kita itu. Bayangkan dengan detail dan yakinlah. Kita harus percaya impian kita akan berhasil.
Sumber gambar:simfonikehidupan
#Menulis
setiap hari# Motivasi
Wow, Mbak Ratih, super sekali ....
BalasHapusWah jadi tambah semangat nulis ni, terima kasih mbak motivasinya ^ ^
BalasHapus