Dicanangkannya pengembangan setra ekonomi koridor Jakarta-Bandung oleh Presiden Jokowi, Pemerintah akan melaksanakan pembangunan mega proyek kereta cepat jalur Jakarta-Bandung. Walau proyek ini sudah
diresmikan oleh Persiden Jokowi namun dalam pelaksanaannya belum dapat
terealisasi. Hal tersebut terjadi karena:
- Antara Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno masih berbeda pendapat mengenai proyek ini.
- Meskipun telah di resmikan oleh Presiden Jokowi, Proyek ini belum mengantongi ijin pembangunannya.
- Belum ada penjelasan secara rinci oleh Presiden Jokowi mengenai proyek yang di gagas oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara sehingga masih menuai Pro dan Kontra di masyarakat
3. Berdasarkan
pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno , pembangunan proyek
kereta cepat ini tanpa jaminan dari pemerintah dan tanpa dukungan APBN. 60 persen
saham perusahaan patungan dimiliki oleh konsorsium BUMN Indonesia dan konsorsium
perusahaan pelat merah china menguasai
saham 40 persen. (Bisniskeuangan.kompas.com)
Konsorsium BUMN diwakili oleh PT. Pilar Sinergi BUMN
Indonesia (PBSI) sedangkan China diwakili oleh China Railway Internasional
(CRI) yang membentuk Perusahaan patungan , yakni PT. Kereta Cepat Indonesia –China
(PT. KCIC).
Proyek Kereta cepat ini diperkirakan menelan dana sebesar 5,5
miliar dollar atau setara 76,4 triliun Rupiah (kurs Rp. 13.900 per Dollar US)
Pembangunannya ditargetkan rampung pada akhir 2018. Dan bisa beroperasi pada
tahun 2019.
Terlepas pro dan kontra pembangunan proyek ini. Secara
Teknis kereta cepat akan melaju dengan kecepatan 250 kolometer per jam. Mulai
dari kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur hingga Kawasan Tegal Luar,
Kabupaten Bandung. Perjalanan Jakarta-Bandung diprediksi akan ditempuh hanya
dalam waktu 35 menit. Adapun tiketnya sekitar Rp. 225.000.
Berdasarkan hasil studi, jalur Jakarta-Bandung ini paling
layak secara perhitungan bisnis namun menurut Wali kota bandung Ridwan kamil,
kereta cepat bukan semata-mata mempercepat orang Jakarta ke Bandung melainkan dapat
melahirkan pertumbuhan ekonomi baru yaitu di Karawang dan Walini.
“Kami di Bandung menyambut baik. Pertumbuhan ekonomi Bandung
sekarang 8,8%. Tanpa transportasi publik. Dapat dibayangkan kalau ada high speed train dan light rail transit, saya punya keyakinan
pertumbuhan diatas 10%,” kata Wali Kota Bandung. www.bbc.com
Kereta Cepat tersebut akan terintegrasi dengan stasiun dalam
Kota Bandung hingga Kabupaten Bandung. Di Jakarta, kereta cepat juga akan
terintegrasi dengan stasiun Manggarai sehingga beban lalu lintas jalan akan
berkurang. Kereta yang menuju stasiun dalam kota ke stasiun kereta cepat atau
light rail transit (LRT) juga akan dibangun oleh PT. Kereta Cepat Indonesia China
(KCIC).
Melihat keberadaannya di jepang, kereta cepat membuktikan dapat membantu mengurangi
kemacetan dan menekan urbanisasi dimana menjadi banyak permasalahan dikota-kota
besar. Polusi udarapun secara otomatis berkurang karena masyarakat lebih
memilih menggunakan kereta cepat ketimbang kendaraan bermotor milik pribadi.
Hanya saja bila ingin diterapkan di Indonesia, harus di
lihat pertama teknologinya, keamanannya, kemudian model kerjasamanya. Juga harus
mendapatkan pejanjian yang baik buat Negara karena ini menyangkut uang yang
sangat besar, menurut Pakar Transportasi ITB, Harun Al Rasyid Lubis.
Perkembangan Teknologi tentu membawa perubahan bagi kehidupan kita dan masyarakat, namun tentunya
secara keseluruhan diharapkan , teknologi dapat membawa pertumbuhan yang
bermanfaat bagi umat manusia dan tetap menjaga kelestarian hidup itu sendiri.
Indonesia merupakan Negara Kepulauan Terbesar yang tentunya akan lebih maju dan
sejahtera bila masing-masing daerahnya dapat berkembang, bukan hanya di pusat daerah
atau pemerintahan saja. Sehingga akan tercapai pemerataan pembangunan.
Diintisarikan dari berbagai sumber
#ODOP#Februari Membara#hari ke 7
#Naik kereta api tut..tut..tut...
Sumber gambar: www.google.co.id
Dulu busway juga begitu, ujungnya jakarta juga tetep macet. Hoaaammm, zzzzzz
BalasHapusHahaha Jakarta terlalu padat ^^ msh tetep byk kendaraan pribadi
BalasHapusHahaha Jakarta terlalu padat ^^ msh tetep byk kendaraan pribadi
BalasHapus